NEWSLETTER

Awas! Liburan Investor Bisa Nggak Tenang Karena China & AS

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
26 June 2023 06:11
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen penggerak pasar hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri. Satu yang perlu dicermati pelaku pasar hari ini dan pekan ini adalah pendeknya masa perdagangan bursa dan nilai tukar.

Pasar keuangan RI hanya akan dibuka hari ini dan besok karena  cuti bersama Hari Raya Idul Adha untuk tanggal 28,29,30 Juni mendatang. Dengan libur panjang ini, pasar biasanya tak begitu agresif karena para pelaku pasar sudah mempersiapkan untuk pergi berlibur dan mengambil taking profit pada pekan kemarin.

Liburan panjang ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk fokus berlibur sehingga para pelaku pasar mulai beranjak dari pasar saham. Terbukti pada perdagangan pekan kemarin transaksi yang nampak sepi dengan rata-rata transaksi di bawah RP 10 triliun.

Saat ini investor juga memasang mode wait and see untuk data ekonomi penting terutama dari AS, China, Eropa. Ada banyak data yang bakal rilis pekan ini yang bisa menjadi 'sinyal' ekonomi ke depan serta kemana arah suku bunga bakal melaju.
Perlu diingat, inflasi dan suku bunga yang tinggi masih menjadi momok mengerikan bagi para investor.

Pekan ini, AS juga akan mengumumkan data pembacaan terakhir pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 pada Kamis (29/6/2023). Sebagaimana diketahui, pada rilis data sebelumnya ekonomi AS pada kuartal pertama tahun 2023 tumbuh melambat, jauh dari ekspektasi.
Data pertumbuhan ekonomi ini tentu menjadi penting sebab menggambarkan secara nyata kondisi perekonomian Negeri Paman Sam tersebut.

Kedua, pekan ini akan ada pidato Powell yakni ketua bank sentral paling powerfull di dunia pada Rabu (28/6/2023) pukul 08:30 waktu Indonesia. Ini tentu penting diperhatikan oleh para investor ke mana arah suku bunga berlabuh untuk pertemuan mendatang.

Powell juga telah menegaskan kemungkinan adanya peningkatan suku bunga untuk menurunkan inflasi lebih lanjut. Meskipun pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu suku bunga tidak dinaikkan, namun kemungkinan kenaikan suku bunga masih besar menurut Powell.
Dalam pengumuman kebijakan moneter tersebut, The Fed juga merilis dot plot yang menunjukkan suku bunga bisa dinaikkan lagi di sisa tahun ini.

Dot plot tersebut menunjukkan suku bunga bisa berada 5,6% atau di rentang 5,5% - 5,75%. Artinya, masih ada kemungkinan kenaikan dua kali lagi masing-masing sebesar 25 basis poin.

Dari AS pekan ini juga ada beberapa rilis data penting seperti klaim pengangguran, data penjualan rumah. Situasi di AS akan memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian Indonesia.

Pada akhir pekan ini, Jumat (30/6/2023), China akan merilis data PMI Manufaktur. Ini penting di perhatikan pasalnya rilis data sebelumnya cukup mengecewakan. 
Bulan lalu, Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) turun ke level terendah lima bulan di 48,8 tercatat turun dari 49,2 pada April. Angka PMI ini juga mematahkan perkiraan kenaikan menjadi 49,4.

Jika PMI China terus melambat maka hal ini harus diwaspadai eksportir dan pemerintah Indonesia karena China adalah tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia dan merupakan salah satu investor terbesar di Tanah Air.

Dari dalam negeri sendiri akan merilis data likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) periode Mei 2023 pada hari ini, Senin (26/6/2023). Dimana pada periode April 2023 uang beredar berada di angka 5,50%.
Menarik ditunggu seberapa besar peredaran uang selama Mei atau pasca Lebaran Idul Fitri serta sudah setinggi apa pertumbuhan kredit di Indonesia.

Pada hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga akan menggelar konferensi pers APBN kita edisi Juni. Konferensi pers ini akan menjabarkan pencapaian belanja dan penerimaan pemerintah untuk periode Januari-Mei 2023.
Menarik ditunggu apakah pemerintah masih membukukan surplus hingga akhir Mei. Menarik disimak juga apakah akan ada kebijakan baru pemerintah untuk menggenjot ekonomi.

Pada hari ini, CNBC Indonesia akan menggelar special dialogue "Menggapai Sawit Tetap jadi Andalan Indonesia saat Dunia Penuh Ketidakpastian". Akan di bahas bagaimana kebijakan pemerintah di tengah lesunya harga komoditas sawit serta bagaimana pengusaha mengantisipasi pelemahan harga.

(saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular