
Pasar RI Bisa Senyum Nih, Musim Bagi Dividen Jumbo Dimulai!

IHSG berpotensi bergerak fluktuatif jelang libur panjang pekan ini dan ketidakpastian ekonomi global. Rentang harga pergerakan IHSG pun berada di 6700-6860.
Para pelaku pasar saat ini melihat adanya potensi pelemahan ekonomi Amerika Serikat setelah data pekerjaan yang lemah.
Hal ini mendorong para investor untuk lebih moderat di pasar ekuitas yang memiliki risiko relatif tinggi. Aksi tersebut ditandai dengan migrasi investor ke saham defensif. Indeks Nasdaq pun tumbang 1% pada perdagangan kemarin.
Laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta. Jumlah tersebut anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023.
Ini adalah kali pertama jumlah lapangan kerja baru hanya tercatat 10 juta dalam dua tahun terakhir. Jumlah lapangan kerja baru di AS juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 10,4 juta.
Meskipun demikian, di sisi lain data tenaga kerja yang tidak sepanas sebelumnya maka harapan bank sentral AS The Federal (The Fed) melunak.
Terlihat dari perangkat Fedwatch di mana sebesar 56,5% pelaku pasar melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Mei nanti. Sedangkan 43,5% yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin.
Ekspektasi kenaikan suku bunga tersebut selaras dengan pejabat The Fed tampak masih bersikukuh jika kenaikan suku bunga masih diperlukan untuk meredam inflasi.
Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa menurutnya bank sentral AS, Federal Reserves/The Fed, masih perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Salah satu pendorongnya adalah harga minyak mentah dunia yang melesat didorong kebijakan OPEC+ yang akan memotong produksi minyaknya.
Dalam sepekan harga minyak acuan Brent dan jenis light sweet yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat hingga 6,5%.
Dari dalam negeri harga komoditas batu bara masih menjadi sorotan karena dapat memberi efek langsung terhadap harga emiten batu bara.
Di sisi lain bagi-bagi dividen jumbo sektor batu bara sudah dimulai dari emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
(ITMG) sepakati pembagian dividen tunai kepada pemegang saham pada tahun buku 2022 sebesar Rp6.416 per saham dan yield sebesar 15,7% (dengan harga penutupan di Rp40.900/saham. Adapun total nilai pembagian dividen sebesar US$ 474,63 juta atau Rp7,06 triliun (asumsi kurs ($1 = Rp14.914).
Mengutip keterbukaan informasi pada Rabu (5/4/2023), data Keuangan per 31 Desember 2022 yang mendasari pembagian dividen adalah laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp17,89 triliun.
Kemudian saldo laba ditahan sebesar US$ 1,5 miliar atau Rp22,39 triliun dan total ekuitas sebesar US$ 1,9 miliar atau setara Rp29,09 triliun
Kemudian dari dalam negeri, capital inflow di antaranya datang dari lelang Devisa Hasil Ekspor (DHE) atau term deposit. Pada Selasa (5/4/2023), lelang DHE BI berhasil menyerap US$56,5 juta.
(ras/ras)