11 Calon Emiten Ini Mengantre IPO, Mana yang Layak Beli?

teti purwanti, CNBC Indonesia
25 October 2022 09:55
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Para calon emiten kejar tayang untuk menggalang dana di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Pada Oktober ini, sudah ada 11 calon emiten yang mengantre untuk menggelar penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO).

Sebanyak 11 calon emiten yang sedang dalam tahap book building tersebut berasal dari berbagai sektor. Di sektor properti & real estate, ada PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) dengan harga penawaran di rentang Rp 100 - Rp 120 per saham.

Kemudian, ada tiga calon emiten dari sektor consumer non-cyclicals. Yakni PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) dengan harga penawaran Rp 690 - Rp 1.280, PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) harga penawaran Rp 195 - Rp 200, dan PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) dengan harga penawaran Rp 100 - Rp 150 per saham.

Di sektor kesehatan, Primaya Hospital atau PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) siap IPO dengan menawarkan harga Rp 900 - Rp 950 per saham. Lalu ada PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) dengan harga penawaran Rp 204 - Rp 310.

Calon emiten yang paling menyita perhatian berada di sektor teknologi, yakni PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli yang menawarkan harga Rp 410 - Rp 460 per saham. Calon emiten lain di sektor ini ada PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang menawarkan harga Rp 70 - Rp 90.

Di sektor consumer cyclicals, ada pemilik Kedaton 8 Hotel dan K8 Xpress Hotel, yakni PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) yang menawarkan harga Rp 140 - Rp 160. Kemudian, retailer fashion muslim PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) dengan harga penawaran Rp 100 - Rp 130.

Selanjutnya, ada PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) yang masuk ke jajaran sektor infrastruktur. Perusahaan yang bergerak di bidang usaha infrastruktur jaringan telekomunikasi kabel serat optik ini menawarkan harga IPO di rentang Rp 246 - Rp 360.

PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK)

BSBK akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,75 miliar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 12,09 % dari modal ditempatkan dan disetor. Harga penawaran yang dipasang yakni Rp 100 - 120 per saham. Dus, BSBK meraup dana segar sebesar-besarnya Rp 330 miliar dari penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO).

Periode bookbuilding berlangsung sejak 10 Oktober 2022 hingga 17 Okober 2022. Bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek yakni PT Artha Sekuritas Indonesia.

BSBK juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7 miliar Waran Seri I sebagai pemanis, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 35% dari modal ditempatkan dan disetor sebelum IPO. Setiap pemegang 100 saham baru berhak memperoleh 137 waran, dimana setiap satu waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli satu saham baru

Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 125. Dus, apabila seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang Waran Seri I, dana yang diperoleh oleh BSBK dari penerbitan waran adalah sebesar-besarnya Rp 875 miliar

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan oleh BSBK untuk dua keperluan. Pertama, sekitar Rp 100 miliar akan digunakan untuk membeli tanah seluas kurang lebih 1,2 hektare (ha) di Kota Balikpapan dan sekitarnya.

Kedua, sisa dana yang diperoleh sekitar 90% akan dipergunakan untuk modal kerja dan sekitar 10% akan dipergunakan untuk operasional BSBK

Sementara itu, sebesar Rp 200 miliar dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan untuk pembayaran utang ke PT BPD Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, dan sisa dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk modal kerja.

PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT)

Perusahaan pengolahan sawit PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 625 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Saham tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.

CBUT rencananya akan menawarkan saham kepada masyarakat di rentang harga Rp 690 sampai Rp 1.280 per saham. Dengan harga dan jumlah saham tersebut, dana segar yang berpotensi dihimpun CBUT dari aksi ini bisa mencapai Rp 800 miliar.

Sekitar 54% dana hasil IPO rencananya akan dipakai untuk pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya. Transaksi ini rencananya akan dilaksanakan dengan pihak ketiga. Adapun sisa dana akan digunakan untuk peningkatan modal kerja termasuk, namun tidak terbatas pada, pembelian bahan baku yaitu CPO dan kernel sawit guna meningkatkan utilisasi produksi pada pabrik kernel crushing dan refinery.

Perkiraan jadwal untuk IPO ini yaitu masa penawaran awal pada 13-19 Oktober 2022, perkiraan tanggal efektif pada 27 Oktober 2022, dan perkiraan masa penawaran umum pada 31 Oktober-2 November 2022. Tanggal penjatahan diperkirakan jatuh pada 2 November 2022, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 3 November 2022, dan perkiraan pencatatan saham pada BEI pada 4 November 2022.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

PT Citra Borneo Indah tercatat sebagai pemegang saham mayoritas CBUT dengan kepemilikan sebesar 68 persen, kemudian PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) mengempit 22,0 persen saham. PT Kalimantan Sawit Abadi dan PT Mitra Mendawai Sejati masing-masing menggenggam 5 persen saham Citra Borneo Utama.



PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP)

Perusahaan bidang industri barang dari plastik untuk pengemasan PT Primadaya Plastisindo Tbk. (PDPP) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Saham ini mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. Rencananya, IPO PDPP bakal ditawarkan ke masyarakat dengan harga Rp 195-Rp 200 setiap saham. Dengan harga tersebut, maka PDPP diperkirakan akan mampu mendapatkan dana segar sebanyak-banyaknya Rp 100 miliar.

Dana dari hasil penawaran umum ini sebesar 67% akan digunakan untuk ekspansi pembelian mesin dan meningkatkan kapasitas produksi perseroan, dan juga untuk menambah varian produk yang akan dipasarkan perseroan.

Lalu, sisanya sekitar 33 persen akan digunakan perseroan untuk modal kerja, yakni untuk pembelian raw material HDPE, PET, PP, dan operasional perusahaan. Perkiraan jadwal untuk IPO ini yaitu masa penawaran awal pada 13-20 Oktober 2022, perkiraan tanggal efektif pada 2 November 2022, dan perkiraan masa penawaran umum pada 3-7 November 2022.

Lalu, perkiraan tanggal penjatahan pada 7 November 2022, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 8 November 2022, dan perkiraan pencatatan saham pada BEI tanggal 9 November 2022.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham in adalah PT Semesta Indovest Sekuritas.

Sebagai informasi, Primadaya Plastisindo didirikan pada 2005. Kegiatan usaha perseroan mencakup pembuatan kemasan dari plastik, hingga pembuatan kertas tissue untuk galon beremerek VIT dan Aqua. Saat ini, perseroan memiliki beberapa pabrik yang tersebar di Jawa Barat, Lampung, hingga Sumatera Utara.


Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR)

Perusahaan investasi bidang komoditi PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) memastikan diri melakukan Initial Public offering (IPO) dengan target perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 375 miliar.

Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung rencana pengembangan dan ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan.

Direktur Utama MKTR, Harry M. Nadir merinci sebesar 95,01% dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dan ekspansi bisnis melalui sejumlah entitas anak usaha yang dimiliki.

Diantaranya yaitu pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk yang akan dilakukan melalui PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). Kemudian pembelian sarana transportasi dan alat berat melalui Menthobi Trans Titian Raya (MTR), dan pembelian bibit sawit melalui PT Menthobi Agro Raya (MAR).

MKTR akan melakukan pembebasan lahan perkebunan dan perluasan lahan tanaman baru 1.200 hektar (Ha) melalui PT Menthobi Makmur Lestari (MMAL). Melalui MMAL, perseroan juga akan membangunan fasilitas water management untuk mendukung perluasan lahan yang dilakukan.

"Sejalan dengan meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari MMAL maupun dari pihak ketiga, maka dana IPO juga akan digunakan untuk penyempurnaan pembangunan pabrik kelapa sawit seperti maintenance, perbaikan stasiun utama, dan stasiun pendukung beserta sarana penunjangnya," kata Harry M Nadir, dalam Paparan Publik (Public Expose) di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Selain untuk ekspansi usaha, MKTR akan menggunakan 4,99% dana IPO sebagai modal kerja.

Harry mengungkapkan, saat ini merupakan momentum yang baik bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis dengan mencari sumber pendanaan melalui IPO.

Hal itu dikarenakan kondisi industri yang tengah positif, dengan permintaan komoditas CPO di dalam negeri dan global terus meningkat. Bahkan dalam empat tahun mendatang atau pada 2026, pasar global minyak sawit diperkirakan akan mencapai US$ 106 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibanding 2020 yang US$ 54,8 miliar. Selain itu, potensi kenaikan harga CPO juga sangat terbuka untuk terus mengalami kenaikan.

Seperti pada April 2022 kemarin, harga CPO sempat menyentuh harga all time high di level MYR 7.104/ton.

"Selain melalui pengembangan usaha, kenaikan harga CPO diharapkan dapat berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan MKTR," ujar Harry.
Untuk diketahui, pada 2019, MKTR membukukan pendapatan Rp 154 miliar, dan pada 2020 memperoleh pendapatan Rp 228 miliar.

Lalu di 2021, pendapatan MKTR kembali tumbuh secara signifikan, yaitu mencapai Rp 512 miliar.

"Dan sampai dengan Kuartal III 2022 kemarin, pendapatan MKTR sudah tercatat Rp 490 miliar, dari target akhir tahun 2022 yang sebesar Rp565 miliar," kata Harry.

Menurut Harry, peningkatan pendapatan MKTR kedepan akan ditopang oleh pertumbuhan produksi yang didukung oleh profil tanaman yang masih muda yang dimiliki perusahaan. Kemudian, luas lahan yang belum tertanam akan turut mendukung penanaman baru dan pertumbuhan produksi TBS di masa yang akan datang.

"MKTR berkomitmen untuk membangun agribisnis dengan Inovasi Best Practice Agronomi yang berkelanjutan serta ramah lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah optimal kepada seluruh pemangku kepentingan," pungkas Harry.

Di sisi lain, Fuad Hasan Masyhur, pengusaha yang juga merupakan politisi dari Partai Golkar akan segera melangsungkan penawaran umum perdana atas perusahaan sawit miliknya. Ternyata alasan Fuad melakukan IPO untuk lini bisnis ini bukan tanpa sebab.

Menurutnya dalam situasi apapun sektor food, energy, dan water tidak akan habis serta akan terus dibutuhkan.

"Apapun dalam beragam situasi food,energy, dan water tidak akan habis kegunaannya. Oleh karena itu, kami merambah ke situ," jelas Fuad kepada CNBC Indonesia usai Public Expose di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Apalagi sudah terbukti saat ini dengan adanya peperangan Rusia-Ukraina, ketahanan pangan dan energi lah yang dipermasalahkan. Bahkan secara spesifik Fuad ke depan akan menyiapkan bisnis di bidang air namun masih mencari pola dan jenis investasi yang paling tepat.

"Kemungkinan kami akan melihat energi, pangan, dan water. Namun masih lihat apa yang paling tepat," jelas Fuad.

Di sisi lain, untuk energy Fuad memastikan akan masuk ke energi baru terbarukan (EBT) dengan pilihan Micro Hydro. Sayangnya di masih belum bisa merinci bisnis tersebut.

"Pelan-pelan saat ini masih dipelajari dan kami sudah berkonsultasi juga dengan konsultan," jelas Fuad.

Fuad yang juga merupakan pendiri salah perusahaan biro perjalanan haji dan umrah tersohor RI Maktour Indonesia, secara pribadi memiliki 8,28 miliar (87,12%) saham Menthobi secara langsung.

Sementara itu ia juga memiliki kepemilikan tidak langsung di Menthobi sebesar 2,96% lewat kepemilikan saham di PT Maktour Bangun Persada.
Total kepemilikan 90,08% - langsung dan tidak langsung - tersebut setara dengan sekitar 8,56 miliar saham. Secara porsi kepemilikan saham Menthobi oleh

Fuad akan terdilusi pasca IPO menjadi 71,32% secara total.

PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY)

Pengelola rumah sakit Primaya ini akan melepas sebanyak-banyaknya 302,22 juta saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel. Jumlah ini mewakili sebesar-besarnya 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor setelah pelaksanaan IPO.

Harga penawaran yang dipasang oleh Famon Awal Bros adalah Rp 900 sampai dengan Rp 950 per saham. Sehingga, jumlah seluruh nilai dari IPO ini adalah sebanyak-banyaknya Rp 287,11 miliar.

PRAY juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 697 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) kepada Archipelago Investment Pte Ltd, yang diterbitkan berdasarkan Mandatorily Convertible Bond Subscription Agreement tanggal 18 April 2022 (MCB Archipelago).

MCB Archipelago diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp 627,30 miliar. Dengan dilaksanakannya MCB Archipelago dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17% setelah IPO dan konversi MCB.

PRAY akan menggunakan dana hasil IPO untuk tiga keperluan. Pertama, sekitar 50% dana akan digunakan sebagai dana tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru di kota-kota besar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan dialihkan kepada perusahaan anak yang akan dibentuk saat transaksi pembelian tanah dilakukan.

Namun, PRAY belum menentukan lokasi tanah secara spesifik dan masih mempertimbangkan pembanding atau alternatif tanah-tanah tersebut.

Kedua, sekitar 25% dana akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit-rumah sakit yang sudah ada. Tujuannya yakni untuk pengembangan prasarana, sarana, dan layanan pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur dan diversifikasi layanan di rumah sakit Grup Primaya. Pengembangan ini dilakukan dengan cara penambahan lantai bangunan dan juga memperluas dan menambah layanan spesialis baru, termasuk diantaranya membeli alat-alat medis baru.

Ketiga, sekitar 25% dana akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit-rumah sakit baru. Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan anak yang sudah ada atau baru dibentuk untuk mengelola rumah sakit-rumah sakit tersebut. penyaluran dana tersebut akan diberikan kepada perusahaan anak dalam bentuk setoran modal.

PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED)

Perusahaan pemegang merek OneMed ini akan melepas sahamnya melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya 4,06 miliar saham baru atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Dalam prospetus, perusahaan yang memiliki ticker OMED ini telah menetapkan kebijakan dividen sebesar 25% dari laba bersih. OneMed memiliki rekam jejak kuat dalam mengembangkan industri alat kesehatan.

OneMed memiliki rapor pertumbuhan laba bersih 81,3% dari 2019 hingga 2021. Saat ini, portofolio produk perseroan terdiri atas sekitar 3.200 SKU aktif yang terdiri atas 72 merek sendiri per 31 Maret 2022 dan merek pihak ketiga.

Direktur Operasi OneMed Leonard Hartanto mengatakan, sebagai manufaktur terintegrasi dan perusahaan distribusi, perseroan hadir di seluruh rantai nilai dan pasokan peralatan medis.

Sampai saat ini, OneMed memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang sebagian besar tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Onemed memiliki jangkauan jaringan distribusi yang luas membentang di 514 kota dan 34 provinsi di Indonesia hingga 31 Maret 2022.

"Ke depan, kami bermaksud untuk meningkatkan produksi dan perakitan baik yang sudah ada maupun yang produk baru dan upgrade manufaktur fasilitas," ungkapnya.

Dari IPO ini, OMED berpotensi meraup dana IPO berkisar dari Rp828 miliar-Rp1,25 triliun.

Rencananya, OneMed akan menggunakan mayoritas dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham untuk ekspansi.

Rinciannya, sekitar 72,19% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan meliputi capital expenditure (capex) atau belanja modal dan modal kerja, 22,87% akan diberikan kepada anak usaha PT Intisumber Hasil Sempurna Global.

Sementara itu, 4,94% akan diberikan kepada anak usaha yaitu PT Inti Medicom Retailindo dalam bentuk setoran modal untuk capital expenditure (capex) atau belanja modal dan modal kerja untuk memperluas jaringan distribusi dan retail.

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli

Blibli menggalang dana hingga Rp 8,17 triliun apabila investor menyetujui di harga penawaran awal tertinggi.

CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto optimis, perekonomian nasional tidak akan seperti negara-negara lain yang memiliki potensi terdampak dari isu resesi atau perlambatan ekonomi global. Sebab, Indonesia masih menjadi negara yang paling baik dari segi pertumbuhan ekonomi.

"Kita ini beruntung. Karena kita di Indonesia. Dari data yang ada di dunia, Indonesia masih menjadi negara paling baik dari segi pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam konferensi pers di Kempinski Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Sebagai informasi, perusahaan e-commerce milik Grup Djarum akan segera melakukan IPO untuk menggalang dana hingga Rp 8,17 triliun apabila investor menyetujui di harga penawaran awal tertinggi.

Harga awal saham IPO Blibli ditawarkan di rentang Rp 410-460 per lembar untuk 17,77 miliar (15%) saham baru. Artinya apabila disetujui di harga terendah, perusahaan dapat memperoleh dana Rp 7,28 miliar dengan valuasi perusahaan Rp 48,53 triliun. Sedangkan di harga tertinggi, perusahaan mampu menggalang dana Rp 8,17 triliun dengan valuasi perusahaan Rp 54,47 triliun.

PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE)

PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan komputer bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Perseroan bakal melepas sebanyak-banyaknya 432 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Jumlah saham siap dilepas itu setara 20,03% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Techno9 membanderol harga penawaran di antara Rp 70-90 setiap saham. Jumlah penawaran umum perdana saham adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 30,24 miliar sampai dengan Rp 38,88 miliar.

Dalam prospektus perseroan, dikutip Kamis (20/10/2022), seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan sekitar 52,66% sebagai modal kerja perseroan guna mendukung pengembangan kegiatan usaha seperti pembelian barang dagangan dan persediaan barang, biaya penyelenggaraan pelatihan, maupun operasional kantor.

Sekitar 32,09% akan digunakan untuk pembukaan sebanyak kurang lebih 19 service point beserta sarana pendukungnya yang tersebar di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Sekitar 15,25% akan digunakan untuk pembelian gudang penyimpanan (ruang stok barang) serta sebagai ruang penunjang operasional. Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, perseroan belum melakukan perjanjian atau kesepakatan dengan pihak calon penjual di mana perseroan masih dalam tahap penjajakan beberapa pilihan lokasi gudang penyimpanan (ruang stok barang) tersebut.

Techno9 memiliki kegiatan usaha utama pada bidang perdagangan komputer dan perlengkapannya, perseroan saat ini memiliki juga solusi layanan yang ditujukan untuk era transformasi digital, mulai dari konsultasi hingga implementasi, mulai dari pelayanan infrastruktur sampai dengan layanan terkelola.

NINE merupakan perusahaan teknologi informasi yang berpengalaman di bidangnya dan dalam menjalankan usahanya, perseroan memiliki visi yaitu menjadi perusahaan teknologi informasi yang terbaik pada bidangnya dan memiliki produk yang paling terkini pada bidang teknologi informasi.

Pemegang saham NINE sebelum IPO terdiri atas Heddy Kandou 79,97%, Agatha Nindya 16,70%, dan Merry Kandou 3,33%. PT Victoria Sekuritas Indonesia dipercaya menjadi penjamin pelaksana emisi efek dari aksi korporasi ini.

Jadwal IPO Techno9 Indonesia (NINE):

Masa penawaran awal: 20-25 Oktober 2022

Perkiraan tanggal efektif: 31 Oktober 2022

Perkiraan masa penawaran umum: 1-3 November 2022

Perkiraan tanggal penjatahan: 3 November 2022

Perkiraan tanggal distribusi saham: 4 November 2022

Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 7 November 2022

PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN)

PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) bersiap menggelar penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Pemilik Kedaton 8 Hotel ini menawarkan sebanyak-banyaknya 250 juta saham baru.

Jumlah itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran IPO berkisar antara Rp 140 sampai dengan Rp 160 untuk setiap saham.

Dengan jumlah tersebut, Puri Sentul Permai diestimasikan akan meraup dana dari IPO sebesar Rp 35 miliar hingga Rp 40 miliar.

Merujuk prospektus, Puri Sentul Permai akan menggunakan sekitar 86,56% dana IPO setelah dikurangi biaya emisi untuk pengembangan usaha dalam bentuk pembangunan lima outlet K8 Xpress Hotel baru yang akan dibangun di beberapa rest area.

Rencananya, K8 Xpress Hotel ini masing-masing akan memiliki sekitar 12 kamar dan dilengkapi dengan dua fasilitas ruang meeting. Selanjutnya, sekitar 5,97% dari dana IPO akan dipakai untuk membangun dua suite room di Kedaton 8-Family Hotel. Pembangunannya direncanakan selesai pada kuartal keempat 2022.

Kemudian, 2,99% dari dana hasil IPO akan dipakai untuk biaya pengembangan management system & information, communication and technologies (ICT) untuk pengembangan aplikasi check-in lima lokasi K8 Xpress Hotel yang akan dibangun di rest area.

Sisanya, sebanyak 4,48% akan dipakai untuk modal kerja seperti penyediaan perlengkapan kebutuhan hotel serta biaya marketing dan promosi.

Bersamaan dengan IPO, Puri Sentul Permai juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 50 juta waran atau setara 5% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan pembelian saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 25 per saham, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 180 setiap saham.

Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.

Dalam hajatan IPO ini, PT Victoria Sekuritas Indonesia akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran awal berlangsung pada 20-26 Oktober 2022.

Perkiraan masa penawaran umum berlangsung pada 1-3 November 2022. Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 7 November 2022.

Hotel yang dimiliki Puri Sentul Permai mulai beroperasi pada tahun 2011, yang kemudian berganti nama menjadi Kedaton 8 Hotel pada 25 Mei 2021. Hotel ini memiliki 69 unit kamar dengan 3 tipe unit kamar yang berbeda, deluxe, executive, dan suite.

Pada awal tahun 2022, Puri Sentul Permai melebarkan segmen bisnis baru yaitu dengan mendirikan Fu Hotpot & Grill. Kemudian, pada 31 Maret 2022 membangun K8 Xpress Hotel yang menjadi hotel pertama di Indonesia yang dibangun di rest area.

Saat ini, Puri Sentul Permai memiliki satu K8 Xpress Hotel yang berlokasi di rest area KM 19, ruas tol Jakarta - Cikampek dengan konsep short term stay dan berbasis teknologi.

PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA)

PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) atau Elcorps siap melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 1,7 miliar saham atau 20,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Nilai nominalnya Rp 50 setiap saham, Elcorps menawarkannya ke publik di kisaran harga Rp 100- Rp 130 setiap saham. Jumlah seluruh nilai IPO ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 221 miliar.

Perseroan sebagai perusahaan induk mengoperasikan kelompok usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan pakaian dan berfokus pada bidang fashion muslim. Kegiatan usaha Elcorps yang saat ini dijalankan yaitu aktivitas perusahaan holding dan aktivitas usaha perdagangan besar tekstil pakaian dan alas kaki dan industri pakaian jadi, serta perdagangan eceran pakaian melalui perusahaan anak.

Masing-masing perusahaan anak memiliki toko-toko secara offline dan online yang langsung menjual produk kepada pelanggan. Sedangkan ZATA melakukan kerja sama langsung dengan mitra-mitra untuk mendistribusikan produk milik perusahaan anak. Jenis produk yang ditawarkan oleh PT Bersama Zatta Mulya (BZM) yaitu lebih berfokus terhadap busana muslim wanita sedangkan untuk PT Bersama Dauky Mulia (BDM) lebih berfokus terhadap busana muslim pria.

Pemegang saham ZATA sebelum IPO terdiri atas PT Lembur Sadaya Investama 91,2%, Elidawati 5,7%, Sukaesih 1,3%, Henda Roshenda Noor 0,9%, dan Eva Hanura Luziani 0,9%.

Perseroan didirikan pada tahun 2012 oleh Elidawati, Sukaesih, Henda Roshenda Noor, dan Eva Hanura Luziani di Kota Bandung, yang bergerak di bidang perdagangan busana muslim, dengan menyediakan produk untuk penggunaan di seputar kepala seperti scarf, bergo, dan selendang.

Dalam perkembangannya ZATA selanjutnya melahirkan anak usaha yang membidani merek Elzatta. Kekuatan prinsip sinergi ekonomi yang digerakkan oleh para pendiri dengan banyak pihak membawa Elzatta berkembang dengan sangat pesat. Sinergi kemitraan dan sistem keagenan membuat ekspansi bisnis merek Elzatta relatif cepat menyebar di kota dan kabupaten di Indonesia.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek ialah UOB Kay Hian Sekuritas.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar 5% Elcorps untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan perseroan terkait dengan fasilitas kredit modal kerja pinjaman tetap reguler (KMK-PTR) revolving dengan PT Bank Raya Indonesia Tbk.

Sekitar 7% akan digunakan perseroan untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan perseroan terkait dengan fasilitas kredit modal kerja pinjaman tetap angsuran (KMK-PTA) non-revolving dengan Bank Raya.

Sekitar 17% akan dilakukan penyetoran modal kepada BDM dan sekitar 71% akan dilakukan penyetoran modal kepada BZM.

Dalam hal jumlah hasil IPO ini tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut di atas, maka Elcorps akan menggunakan kas internal perseroan dan/atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan/atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya.

Jadwal IPO Elcorps (ZATA):

Masa penawaran awal: 20-26 Oktober 2022

Perkiraan tanggal efektif: 31 Oktober 2022

Perkiraan masa penawaran umum: 2 -8 November 2022

Perkiraan tanggal penjatahan: 8 November 2022

Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 9 November 2022

Perkiraan tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia: 10 November 2022

PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR)

Perusahaan infrastruktur jaringan telekomunikasi, PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) siap melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 426,2 juta saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Nilai nominal sebesar Rp 100 per saham dan ditawarkan kepada publik di kisaran harga Rp 246-360 per saham. Oleh karenanya, dana yang bisa diraih dari aksi ini antara Rp 104,84 miliar hingga Rp 153,43 miliar. Penjamin pelaksana emisi efeknya adalah Shinhan Sekuritas Indonesia.

KETR mengadakan program management stock option(MSOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini atau sebanyak-banyaknya 241.506.200 saham.

Dalam prospektus Triasmitra disebutkan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan dan/atau entitas anak.

Tujuan utama penggunaan modal kerja adalah untuk membiayai kegiatan operasional proyek untuk segmen bisnis developer, kontraktor, dan jasa pemeliharaan sehingga menghasilkan suatu progres di mana kemudian berdasarkan progres tersebut perseroan dan entitas anak dapat melakukan penagihan kepada pelanggan. Modal kerja tersebut dalam bentuk pembelian material, pembelian peralatan proyek, dan pembiayaan operasional usaha.

Pemegang saham sebelum IPO Triasmitra adalah PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara (FSMN) 66,506%, PT Gema Lintas Benua (GLB) 31,686%, dan Petrus Sartono 1,808%.

Triasmitra saat ini merupakan perusahaan infrastruktur jaringan telekomunikasi, jasa pemeliharaan dan pengelolaan kabel komunikasi, dan menjual sistem komunikasi kabel serat optik laut dan terestrial (darat).

Jadwal IPO Triasmitra (KETR):

Masa penawaran awal: 20-26 Oktober 2022

Perkiraan tanggal efektif: 31 Oktober 2022

Perkiraan masa penawaran umum: 1-3 November 2022

Perkiraan tanggal penjatahan: 3 November 2022

Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 4 November 2022

Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 7 November 2022

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular