Titah Komunis China Terlalu Kuat Hingga Goyang Batu Bara
Jakarta, CNBC Indonesia - Besarnya pengaruh Partai Komunis China menjalar ke pasar batu bara. Harga mutiara hitam ini kembali melandai setelah Partai Komunis meminta Beijing meningkatkan produksi batu bara demi menghindari krisis energi seperti saat musim panas lalu.
Pada perdagangan Senin (17/10/2022), harga batu bara kontrak November di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 392,65,5 per ton. Harganya turun 1,22% dibandingkan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (14/10/2022).
Dilansir dari Taipei Times dan CTV News, pemimpin Partai Komunis China telah meminta pemerintahan Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan produksi batu bara hingga 4,6 miliar ton pada 2025. Artinya, produksi batu bara China akan melonjak 12% dari target yang ditetapkan semula yakni 4,1 miliar ton per tahun.
Batu bara akan menjadi pusat dari pengembangan secara besar-besaran cadangan energi mereka. China adalah konsumen terbesar batu bara di mana lebih dari 50% produksi listrik dunia yang bersumber dari batu bara dibakar dari negara tersebut.
Batu bara masih menyuplai 60% produksi listrik Negara Tirai Bambu. Untuk memastikan pasokan cukup, cadangan batu bara China akan ditingkatkan menjadi 170 juta ton dari sebelumnya 159 juta ton.
Partai Komunis mengingatkan jika krisis energi seperti musim panas lalu tidak boleh terulang. Sebagai catatan, China dilanda kekeringan parah pada Agustus lalu. Kekeringan membuat produksi listrik dari pembangkit tenaga air mereka anjlok.
Pasokan listrik pun menyusut tajam di tengah melonjaknya penggunaan listrik, terutama untuk pendingin. Sebagai dampaknya, banyak dari perusahaan yang diminta berhenti beroperasi demi menjaga pasokan listrik untuk masyarakat.
Wakil Direktur Administrasi Energi Nasional Ren Jingdong menegaskan peningkatan produksi batu bara juga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi China yang terus menurun.
Ekonomi China hanya tumbuh 2,2% (year on year/yoy) pada semester I-2022, tidak sampai setengah dari yang ditorehkan pada semester I-2021 yakni 5,5%.
Namun, Ren juga menegaskan jika Negara Tirai Bambu akan tetap mematuhi target pengurangan emisi. Salah satunya adalah dengan meningkatkan penggunaan sumber energi non-fosil dari 20% pada 2025 menjadi 25% pada 2030. Di antaranya dalah angin, tenaga matahari, air, nuklir, dan geothermal.
"Kami akan mengakselerasi terciptanya sistem cadangan energi yang melibatkan otoritas lokal dan pusat. Juga, pemerintah dan perusahaan," tutur Ren dalam konferensi pers di sela-sela Kongres Partai China, dikutip dari Reuters.
Selain dampak dari China, harga batu bara melandai karena semakin melimpahnya pasokan gas alam cair (LNG) ke Eropa. Aliran pasokan dari Amerika Serikat dan Norwegia membuat Jerman mampu mengisi pasokan gas nya menjadi 95% dari kapasitas sementara di kawasan Eropa rata-rata di angka 91%.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) anjlok 9% kemarin ke 127,8 euro per megawatt-jam (MWH). Harga tersebut adalah yang terendah dalam nyaris empat bulan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae)