Bursa Global Kompak Reli, Bursa Eropa Malah Merana!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Rabu, 05/10/2022 16:10 WIB
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa kompak ambles pada sesi awal perdagangan Rabu (05/10/2022), menghentikan reli pada hari kemarin. Apa pemicunya?

Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun 0,41% ke 401,38, di mana saham otomotif tergelincir 1,3% dan menjadi pemimpin penurunan sektor. Sementara mayoritas saham diperdagangkan di zona merah.

Hal serupa terjadi pada indeks DAX Jerman tergelincir 0,32% ke 12.630,53 dan indeks CAC Prancis jatuh 0,51% ke posisi 6.009,07. Indeks FTSE Inggris merosot 0,44% ke 7.053,17.


Penurunan tersebut terjadi setelah bursa saham Eropa mengalami reli pada Selasa (04/10), di mana indeks blue-chip acuan bursa saham Eropa berakhir 3% lebih tinggi. Saham sektor perjalanan dan hiburan juga ditutup melesat hingga 6,1% dan menjadi pemimpin kenaikan sektor dan mayoritas sektor berada di zona hijau.

Bursa saham Asia Pasifik juga bergerak lebih tinggi mengekor rebound tajam bursa saham Amerika Serikat (AS) selama dua hari beruntun. Namun, kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS diperdagangkan lebih rendah.

Reli selama dua hari tersebut dipicu oleh penurunan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun ke 3,6% dari posisi sebelumnya di pekan lalu di 4%.

Melemahnya data lowongan pekerjaan terbaru mendorong beberapa analis mempertimbangkan apakah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memperlambat laju kenaikan suku bunga, mengurangi kemungkinan resesi lebih dalam.

Sementara itu, lebih banyak perusahaan Jerman berencana untuk menaikkan harga di bulan mendatang, jika mengacu pada data survei Ifo Institute yang dirilis hari ini.

Ekspektasi harga di seluruh perekonomian untuk bulan mendatang mencapai 53,5 poin pada September 2022, naik dari bulan sebelumnya di 48,1. Indikator harga pangan mencapai 100 poin penuh, naik dari 96,9 pada Agustus 2022.

"Sayangnya, hal tersebut menunjukkan gelombang inflasi tidak akan mereda," tutur Kepala Analis Ifo Timo Wollmershauser dikutip CNBC International.

"Apalagi untuk gas dan listrik, pipa harga belum habis," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia