
Krisis di Eropa Makin Mencekik, RI Malah Banjir Untung Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Eropa sedang dilanda krisis, khususnya krisis energi dan kekurangan suplai bahan baku energi baik gas dan batu bara untuk keperluan pembangkit listrik miliknya.
Krisis energi itu dinilai akan mencekik Benua Biru tersebut tatkala musim dingin yang hampir tiba. Atas krisis energi ini, Komisi Eropa sedang mempersiapkan pemadaman listrik dan keadaan darurat lainnya di Uni Eropa (UE).
Hal itu dilaporkan kelompok media RND, mengutip seorang pejabat senior Uni Eropa, di tengah kekhawatiran atas konflik di Ukraina dan kemungkinan krisis energi di dalam blok tersebut.
Sementara di tengah krisis energi di negara-negara Eropa itu, Indonesia justru ketiban durian runtuh. Ekspor batu bara Indonesia ke Eropa justru terbilang fantastis, karena tak biasanya ekspor batu bara Indonesia ke Eropa mencapai 3,5 juta ton - 4 juta ton.
Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia menyebutkan, mengacu data unofficial, sampai pada Oktober 2022 ini sudah ada hampir 4 juta ton batu bara untuk dikirimkan ke beberapa negara di Eropa.
Hendra bilang, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor batu bara Indonesia ke Eropa biasanya kurang dari 1 juta ton per tahun. "Tentu saja jumlah tersebut ada peningkatan yang signifikan. Ini memang belum angka resmi, kalau memang jumlahnya segitu (4 juta ton) ini yang terbesar (sepanjang sejarah)," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (5/9/2022).
Hendra memang belum bisa menyebutkan secara pasti, negara-negara Eropa mana saja yang memesan batu bara dari Indonesia. Yang jelas kabar yang didapat Hendra, ekspor batu bara Indonesia ke negara Eropa dikirim ke Polandia, Belanda, Greece, Spanyol hingga Jerman. "Persisnya berapa kabarnya 3,5 juta ton - 4 juta ton," tandas Hendra.
Kembali lagi ke PLTU
Beberapa perusahaan raksasa energi dunia bahkan mulai kembali menggunakan bahan bakar fosil. Hal ini dilakukan di tengah krisis energi yang mulai melanda dunia.
Di Denmark, perusahaan penyedia energi Orsted mengaku akan melanjutkan atau memulai kembali operasi di tiga fasilitas bahan bakar fosil setelah diperintahkan oleh otoritas Denmark untuk melakukannya. Ini untuk mengantisipasi kekurangan energi pada musim dingin.
"Arahan telah dibuat untuk memastikan keamanan pasokan listrik di Denmark. Perintah itu berlaku untuk unit 3 di Pembangkit Listrik Esbjerg dan unit 4 di Pembangkit Listrik Studstrup, yang keduanya menggunakan batu bara sebagai sumber bahan bakar utama, dan unit 21 di Pembangkit Beban Puncak Kyndby, yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar," ujar keterangan perusahaan itu seperti dikutip CNBC International, Selasa (4/10/2022).
"Kami masih percaya bahwa kami, sebagai masyarakat, harus menghentikan penggunaan gas, minyak, dan batu bara sesegera mungkin, tetapi kami berada di tengah krisis energi Eropa, dan kami tentu saja akan berkontribusi pada memastikan pasokan listrik dengan kemampuan terbaik kami," tambah CEO Orsted, Mads Nipper.
Di Jerman, raksasa penyedia energi RWE mengatakan tiga unit pembangkit lignit, atau batubara coklat, akan dikerahkan kembali atas dasar keamanan energi. "Masing-masing unit memiliki kapasitas 300 Mega Watt. Penempatan mereka awalnya terbatas hingga 30 Juni 2023," tambahnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batu Bara RI Sudah Berlayar ke Eropa, Segini Jumlahnya..