Investor Panik Ekonomi AS di Ambang Bahaya, Pasar Eropa Kebakaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka berjatuhan pada perdagangan Senin (5/8/2024), mengekor bursa saham global yang juga berjatuhan pada hari ini.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi ambruk 2,82% ke posisi 483,83, sedangkan indeks FTSE 100 Inggris ambles 2% ke 8.010,9.
Sementara untuk indeks CAC Prancis anjlok 2,8% ke posisi 7.048,8 dan indeks DAX Jerman ambrol 2,72% ke 17.180,6.
Sektor teknologi memimpin koreksi yakni ambles 5%, sedangkan sektor perbankan ambrol 3,7%.
Bursa Eropa berjatuhan di awal sesi Senin hari ini, mengekor bursa Asia-Pasifik yang pada hari ini juga berjatuhan dan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang juga merana pada Jumat akhir pekan lalu.
Ambruknya Wall Street terjadi karena data pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam yang melambat tajam dan beberapa data ekonomi AS yang cenderung mengecewakan.
Pekan lalu, negeri Paman Sam banyak mengeluarkan data penting seperti pengumuman suku bunga, pasar tenaga kerja yang meliputi klaim pengangguran, Non-Farm Payrolls (NFP) atau data pekerjaan tercatat di luar pertanian, sampai tingkat pengangguran.
Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.
Sehari kemudian, kondisi pasar tenaga kerja yang melambat semakin dikonfirmasi dengan data NFP yang hanya bertambah 114.000, jauh dari estimasi pasar yang proyeksi adanya penambahan tenaga kerja 179.000 ke 175.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran AS pada Juli 2024 juga melonjak ke 4,3% dari sebelumnya 4,1% pada Juni 2024.
Hal ini membawa kesimpulan pelaku pasar bahwa ancaman resesi meningkat di AS, yang kemudian memicu kekhawatiran akan terjadinya hard landing karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dinilai lambat melakukan quantitative easing seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19 lalu.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
