
Harga Nikel Naik Tipis, Rupanya Gara-gara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau menguat pada perdagangan hari ini setelah data dari World Bureau of Metal Statistics (WBMS) menunjukkan bahwa pasar nikel dunia berakhir defisit sepanjang Januari-Juli 2022.
Ini menunjukkan bahwa permintaan untuk nikel masih lebih tinggi dari produksi.
Pada Selasa (27/9/2022) pukul 15.20 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.250 per ton menguat 0,2% dibandingkan dengan harga penutupan akhir pekan lalu.
Data terbaru yang diterbitkan oleh World Bureau of Metal Statistics (WBMS) menunjukkan bahwa pasar nikel dunia berakhir defisit 48 ribu ton pada periode Januari hingga Juli tahun ini.
Persediaan nikel yang dilaporkan di bursa logam London (LME), pada akhir Juli tahun ini tercatat lebih rendah sebesar 41,7 ribu ton, jika dibandingkan dengan level pada akhir tahun 2021. Produksi logam olahan selama Januari hingga Juli 2022 mencapai total 1,6 juta ton, sedangkan permintaan mencapai 1,65 juta ton.
Produksi tambang naik tipis sebesar 215 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1,73 juta ton selama tujuh bulan pertama pada 2022.
Permintaan nikel dunia tercatat meningkat 49 ribu ton dari tahun sebelumnya. Permintaan telah diukur dengan dasar yang jelas dan kemungkinan besar efek penuh dari lockdown di China belum sepenuhnya tercermin dalam statistik perdagangan, kata laporan WBMS.
Produksi smelter atau rafinasi nikel mencapai 242,6 ribu ton pada Juli 2022. Pada saat yang sama, permintaan bulanan mencapai 235,6 ribu ton.
Output pabrik peleburan nikel di China telah turun sebesar 44,5 ribu ton selama tujuh bulan pertama tahun ini. Sebaliknya, permintaan di negara konsumen logam terbesar dunia tersebut naik lebih tinggi sebesar 19,8 ribu ton dari total 891,9 ribu ton hingga Juli tahun ini.
Sementara di Indonesia, produksi smelter atau rafinasi pada Januari hingga Juli tahun ini melonjak hampir 18% menjadi total 586,2 ribu ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap) Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih