Nasabah Wanaartha Ketemu OJK Hingga Waran Terstruktur Perdana

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Selasa, 20/09/2022 07:20 WIB
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (19/9/2022). Indeks menguat 0,37% ke posisi 7.195,49.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,42% di posisi 7.199,17. Selang lima menit setelah dibuka, IHSG sempat terkoreksi 0,12% ke posisi 7.160,87. Namun setelah terkoreksi, IHSG kembali bangkit.

Pada perdagangan sesi II, IHSG juga sempat menyentuh zona merah. Tetapi pergerakan di sesi II lebih baik dan sempat menyentuh zona psikologis 7.200. Namun di akhir perdagangan sesi II, IHSG gagal bertahan di zona tersebut.


Lalu akankah IHSG kembali menyentuh zona 7.200? Yuk simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Selasa (20/9/2022).

1. Waskita Karya Ikut Tender IKN, Baru Dapat 2 Total Rp 2,38 T

BUMN karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) aktif mengikuti beberapa tender di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Sejauh ini, perseroan sudah berhasil mendapatkan dua proyek di IKN, terbaru adalah proyek jalan tol senilai Rp 2,2 triliun.

Proyek pembangunan jalan tol IKN segmen Simpang Tempadung - Jembatan Pulau Balang sepanjang 6.675 Km ini merupakan bagian dari jalan tol IKN segmen Karangjoang - Pulau Balang yang menghubungkan antara Bandara Sepinggan - Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan Rencana Bandara VVIP - Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

SVP Corporate Secretary WSKT Novianto Ari Nugroho mengatakan proyek ini merupakan proyek dengan skema non-turnkey di mana sumber dana proyek akan berasal dari APBN Tahun Anggaran 2022 - 2024.

"Proyek pembangunan jalan tol IKN segmen Simpang Tempadung - Jembatan Pulau Balang merupakan proyek KSO dengan Nindya Karya dan Modern Widya seiring dengan arahan dari Menteri PUPR yang mendorong agar pembangunan IKN banyak menggunakan skema KPBU," jelas Ari kepada CNBC Indonesia, Senin (19/9/2022).

Proyek jalan tol ini merupakan proyek kedua di IKN setelah proyek pertama yakni jalan lingkar Sepaku dengan total nilai kontrak Rp 181 miliar yang juga merupakan proyek KSO.

2. Miris! Klaim Nasabah Wanaartha Cuma Cair Rp 3 Juta

Para nasabah korban gagal bayar PT Wanaartha Life terus memperjuangkan haknya. Mereka meminta para pemegang saham pengendali (PSP) yaitu, Evelina Larasati Fadil, agar dapat segera membayarkan hak mereka dengan skema secara bertahap.

Saat ini, Wanaartha sejatinya sudah membayar klaim. Tapi, lantaran perusahaan sedang sakit, maka klaim yang dicairkan hanya untuk lansia dan nasabah yang sakit.

"Kami juga minta diprioritaskan, bukan kontrak yang berlaku saat ini, ya. Orang yang nggak sakit, kan, juga butuh biaya," ujar salah satu perwakilan nasabah Wanaartha, Freddy kepada CNBC Indonesia, Senin (19/9/2022).

Bahkan, menurut Feddy, kontrak untuk para lansia dan nasabah yang sedang sakit pun tidak sepenuhnya terlaksana. Dalam kontrak tertera pembayaran sejumlah Rp 25 juta bagi nasabah sakit dan lansia. "Namun, kenyataannya hanya dibayar Rp 3 juta dengan alasan banyak yang mengajukan," imbuhnya.

"Kami harap dibikin skala prioritas yang Rp 100 juta dibayar dulu. Setela selesai baru yang Rp 500 juta. Karena nilai polis terendah kan Rp 100 juta. Kalau ada itikad baik dari pemegang saham pengendali bayarlah yang Rp 100 juta itu. Misalnya 1 bulan sampai 2 bulan, berikutnya Rp 500 juta-Rp 1 miliar, berikutnya Rp 1 miliar - Rp 5 miliar. Bukan diprioritaskan. Kan, orang sehat perlu makan dan biaya hidup," jelasnya.

Freddy menambahkan, para nasabah juga meminta agar dilakukan pertemuan antara para nasabah, manajemen Wanaartha, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator secara berkala. Tujuannya agar persoalan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

"Tadi saya bicara dengan Bu Frederica untuk mengadakan pertemuan tripartit. Jadi ada tindak lanjut pertemuan lagi untuk memfolowup pertemuan hari ini," jelas Freddy seusai pertemuan yang diadakan oleh OJK siang ini.

3. DOID Dapat Perpanjangan Kontrak di Australia Rp 4,03 T

PT Delta Dunia Makmur Tbk ("Perseroan") melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama ("BUMA"), yang juga melalui anak usahanya di Australia, BUMA Australia Pty Ltd ("BUMA Australia"), meraih perpanjangan kontrak dari BHP dan Mitusbishi Alliance ("BMA").

Perpanjangan kontrak tersebut adalah untuk terus menyediakan jasa penambangan di tambang Goonyella Riverside ("Goonyella"), sebuah tambang batu bara metalurgi yang terletak di Bowen Basin di Central Queensland, Australia.

Perpanjangan kontrak dari BMA bernilai AUD400 juta (atau sekitar Rp 4,03 triliun) untuk jangka waktu tiga tahun, dengan opsi diperpanjang selama dua tahun lagi, dengan produksi tahunan rata-rata ditargetkan sebesar 36 mbcm p.a.

Ronald Sutardja, Presiden Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk, mengungkapkan perpanjangan kontrak tambang Goonyella ini merupakan bukti hubungan kerja yang sangat baik dan kepercayaan mendalam yang terjalin antara BUMA Australia dan BMA, bersama dengan para peserta joint venture-nya, selama 14 tahun terakhir.

"Perpanjangan kontrak ini juga mencerminkan rekam jejak tim profesional BUMA Australia dalam memberikan layanan operasional pertambangan yang aman, efisien dan konsisten untuk proyek tambang batu bara BMA," jelasnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (19/9/2022).

4. Mantap! PTBA Sumbang Rp 9 T ke Kas Negara di Semester I

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berkontribusi Rp 9 triliun terhadap penerimaan negara pada paruh pertama 2022. Kontribusi tersebut terdiri dari pajak sebesar Rp 2,7 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 6,3 triliun.

Corporate Secretary PTBA Apollonius Andwie mengatakan perusahaan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang optimal kepada negara melalui penerimaan tersebut.

"Kami berupaya untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan sebagai tanggung jawab kepada pemegang saham, dalam hal ini Pemerintah melalui MIND ID sebagai pemilik saham mayoritas," ujar Apollonius dalam keterangan tertulis, Senin (19/9/2022).

Adapun kontribusi PTBA pada penerimaan negara didukung oleh kinerja perusahaan yang kian positif. Pada Semester I-2022, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun, naik 246% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,8 triliun.

Kenaikan kinerja ini juga didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang diiringi peningkatan permintaan batu bara dan kenaikan harga signifikan.

Tercatat, total produksi batu bara PTBA selama Semester I-2022 mencapai 15,9 juta ton, meningkat 20% dibandingkan Semester I-2021 sebesar 13,3 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA per Semester I-2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13% secara tahunan.

"Pencapaian ini juga didukung kinerja operasional Perseroan yang solid di sepanjang Semester I-2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, Perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal," pungkasnya.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor

Pages