Gara-gara RI Harga Timah Lompat 2% Hari Ini Nih!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia terpantau menguat pada sesi perdagangan hari ini didukung oleh harapan stimulus China dan sentimen dari Indonesia sebagai salah satu produsen utama timah yang dikabarkan akan melarang ekspor.
Harga timah di pasar logam dunia, London Metal Exchange (LME) pada Selasa (13/9/2022), pukul 13:15 WIB tercatat US$ 21.930 per ton, menguat 2,19% dibandingkan harga penutupan kemarin yakni US$ 21.461 per ton.
Harga timah saat ini diperdagangkan di level US$ 21.000-an setelah sebelumnya sempat nyaris menyentuh level US$ 49.000 awal Maret atau beberapa hari pasca serangan Rusia ke Ukraina.
Harga timah berfluktuasi sideways sejak Juli. Baru pada tanggal 30 Agustus, penurunan mulai mendominasi pasar, dan harga timah LME turun ke level terendah baru US$ 19.750 per ton.
Pelemahan ini terjadi akibat prospek suram ekonomi global mulai dari lockdown di China serta kenaikan suku bunga oleh banyak bank sentral yang menimbulkan ketakutan akan timbulnya resesi.
Namun harga timah mulai bergerak naik. Sentimen yang mendorong harga timah mulai menguat dipicu oleh kabar dari pemerintah Beijing yang mengatakan pada kuartal ketiga tahun ini akan meluncurkan langkah-langkah untuk menopang ekonomi yang lesu, salah satunya dengan stimulus.
Pejabat senior dari bank sentral China memperingatkan risiko ekonomi saat ini yang terpukul dalam beberapa bulan terakhir karena gelombang baru virus Corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) yang membuat pemerintah mengambil langkah membatasi mobilitas masyarakat.
Bank sentral juga akan memandu bank kebijakan dan bank komersial China untuk mendukung proyek infrastruktur, yang biasanya diandalkan oleh pembuat kebijakan untuk memacu pertumbuhan, karena permintaan domestik berkurang, tambah Liu.
China sendiri merupakan konsumen timah terbesar di dunia.Konsumsi timah China mencapai 216.200 ton pada tahun 2020, melansir Statista. Sehingga permintaan dari Negeri Panda tersebut dapat berpengaruh terhadap harga timah dunia. Permintaan naik, harga pun mengikuti.
Sementara itu, baru baru ini Presiden Joko Widodo kembali menekankan akan melarang ekspor logam timah, di mana Indonesia adalah produsen utama.
Menurut data Fitch Solution, Indonesia adalah produsen tambang timah terbesar kedua di dunia. Pada 2021, jumlah produksi tambang timah Indonesia sebesar 83.000 ton. Jumlah ini setara dengan 26% total produksi tambang dunia.
Mengutip data OEC World, Indonesia berkontribusi terhadap 34,1% nilai ekspor timah dunia pada 2020. Nilainya mencapai US$ 1,29 miliar atau Rp19,22 triliun (kurs Rp14.900/US$).
Para pelaku pasar menjadi cemas bahwa pasokan timah akan berkurang, meskipun dari sisi permintaan yang tertekan karena perlambatan ekonomi global. Dampaknya adalah harga timah dunia yang melonjak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum)