
Jokowi Mau Setop Ekspor Timah, Saham TINS Menguat 2,36%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten tambang timah terbesar RI, PT Timah Tbk (TINS), menguat 2,36% ke harga Rp 1.520/saham pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (13/9).
Pagi ini, 25 juta saham TINS berpindah tangan sebanyak 3.927 kali dengan total nilai transaksi mencapai Rp 38 miliar.
Penguatan harga saham BUMN tambang ini ikut disokong oleh kinerja keuangan yang ciamik. Dalam rilis kinerja pekan lalu, perusahaan mengumumkan catatan laba sebesar Rp 1,08 triliun pada semester I-2022, atau naik 301% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini terjadi karena tingginya harga komoditas timah pada semester satu tahun 2022 dengan rerata US$ 41.110 per metrik ton.
Perusahaan baru-baru ini juga mengungkapkan setoran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 1,196 triliun yang dibayarkan kepada Negara sepanjang semester pertama 2022, akibat kinerja keuangan yang fantastis.
Meski demikian, harga timah global saat ini kembali melemah dan diperdagangkan mendekati Rp US$ 20.000-an di Bursa Logam London (LME) setelah sebelumnya sempat nyaris menyentuh level US$ 49.000 awal Maret atau beberapa hari pasca serangan Rusia ke Ukraina.
Pelemahan ini terjadi akibat prospek suram ekonomi global mulai dari lockdown di China serta kenaikan suku bunga oleh banyak bank sentral yang menimbulkan ketakutan akan timbulnya resesi. Pelemahan ekonomi yang signifikan tersebut ikut memukul permintaan global akan komoditas timah yang stoknya masih cukup melimpah saat ini.
Meski demikian, ke depannya harga timah dunia berpotensi pulih kembali, khususnya apabila resesi yang ditakutkan urung terjadi. Selain itu Presiden RI Joko Widodo juga mempertegas komitmen hilirisasi dan akan melarang ekspor logam timah tahun ini.
Indonesia merupakan negara dengan cadangan dan produksi timah global terbesar kedua di dunia, sehingga langkah ini berpotensi mengerek kembali harga timah di LME.
Dalam sepekan saham TINS terkoreksi 0,98% dan dalam tiga bulan terakhir ambles 17,39%. Akan tetapi sejak awal tahun 2022, saham ini masih memberikan pengembalian positif kepada investor sebesar 4,47%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 27 Tahun Melantai, TINS Apa Kabar?