Salim Siap Kocek Rp 4 T, Erick Thohir Incar Rp 108 T

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Jumat, 02/09/2022 08:07 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan perdana di bulan September 2022 di zona merah. IHSG melemah 0,36% dan ditutup di 7.153,10 pada perdagangan kemarin, Kamis (1/9/2022).

IHSG sempat bergerak di zona hijau pada sesi I setelah dibuka terkoreksi. Namun berbalik arah ke zona merah di sesi II.

Sederet kabar pasar menjadi penggerak IHSG sepanjang sesi perdagangan tersebut. Sama seperti kemarin, banyak kabar pasar yang tentu menjadi penggerak IHSG untuk hari ini, Jumat (2/9/2022).


Bakrieland Masih Boncos, Ternyata Gegara Ini!

Salah satu emiten properti milik Grup Bakrie yaitu PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) baru saja melaporkan kinerja keuangannya untuk tahun buku 2021. Sampai dengan tahun 2021, ELTY tercatat masih membukukan rugi bersih yang diatribusikan untuk entitas induk sebesar Rp 202 miliar.

Secara kerugian memang menipis karena di tahun 2020, rugi bersih yang dicatatkan oleh perusahaan mencapai Rp 244 miliar. Lantas, faktor apa yang menyebabkan perusahaan properti milik Bakrie ini mengalami kerugian?

Dari sisi pendapatan memang mengalami pertumbuhan sebesar 27% menjadi Rp 784 miliar pada 2021. Namun beban pokok pendapatan naik lebih tinggi sampai 39% menjadi Rp 597 miliar.

Artinya laba kotor yang dicatatkan oleh perusahaan mencapai Rp 187 miliar, atau naik tipis 1% secara tahunan. Hanya saja marjin laba kotor menurun dari 30% di tahun 2020 menjadi 24% di tahun 2021.

Beban pokok yang mengalami peningkatan paling tajam adalah sewa dan pengelolaan perkantoran yang mencapai 56% dari total beban pokok pendapatan di 2021 dengan nilai sebesar Rp 334 miliar.

Laba Terbang 8.771%, BUMI 'Pede' Produksi Naik Tahun Ini

Laba bersih PT Bumi Resoruces Tbk (BUMI) melesat 8.771% secara tahunan menjadi US$ 167,67 juta pada semester I-2022, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 1,89 juta. Lonjakan laba ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan 129,62% secara tahunan menjadi US$ 968,69 juta.

Direktur Bumi Reosurces Dileep Srivastava mengatakan performa operasional perusahaan terkena dampak hujan lebat berkepanjangan akibat La Nina. Hal ini membuat produksi mengalami penurunan menjadi 34,5 juta ton, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 40,1 juta ton.

Meski demikian peningkatan harga batu bara dunia memberikan dampak positif, meski produksi mengalami gangguan. Perusahaan mencatat harga FOB batu bara rata-rata US$ 108 per ton, melesat 92% dibandingkan harga sebelumnya US$ 56,2 per ton.

"Penurunan volume 16% dengan harga rata-rata batu bara 92% lebih tinggi, tercermin dalam pendapatan yang 66% lebih tinggi. Pengupasan lapisan (overburden removed) lebih tinggi 8% karena hujan lebat yang terus menerus di area pertambangan akibat La Nina sejak akhir tahun lalu," kata Dileep, Kamis (1/9/2022).


(RCI/dhf)
Pages