September yang Gak Ceria, Dow Futures Kompak Nyungsep...

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
01 September 2022 18:28
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) terkoreksi pada perdagangan Kamis (1/9/2022), setelah ketiga indeks utama pada bursa saham AS menutup bulan Agustus dengan penurunan.

Kontrak futures indeks Dow Jones jatuh 196 poin atau 0,62%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi masing-masing sebesar 0,8% dan 1,16%.

Pergerakan tersebut terjadi setelah ketiga indeks utama berakhir melemah pada Rabu (31/8). Indeks Dow Jones tergelincir 0,9% dan indeks S&P 500 jatuh 0,8%. Sedangkan Nasdaq melemah 0,6%.

Di sepanjang Agustus 2022, indeks Dow Jones drop 4,1% dan indeks S&P 500 terkoreksi 4,1%. Nasdaq ambles 4,6%.

Investor memperdebatkan apakah saham akan kembali berada di posisi terendahnya seperti pada Juni 2022, yang secara sejarah menjadi bulan yang buruk untuk pasar, setelah menimbang komentar hawkish baru-baru ini dari pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pada Rabu (31/8), Presiden Cleveland Loretta Mester memperkirakan suku bunga akan naik di atas 4% sebelum The Fed dapat mulai menurunkan tingkat keagresifannya. Sementara itu, tingkat suku bunga The Fed saat ini berada di 2,25-2,5%.

"Jika kita menguji ulang posisi terendah, saya pikir itu terjadi pada September," tutur Analis SoFi Liz Young dikutip CNBC International.

"Menurut saya, untuk melakukannya, sesuatu harus menjadi lebih buruk secara material daripada 16 Juni. Ketika saham turun, pendapatan akan lebih buruk daripada yang diharapkan investor," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap) Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular