Biar Kamu Update, Cek Kabar Pasar Dulu Sebelum Transaksi Ya!

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
01 September 2022 08:29
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar tengah menanti ending dari tarik ulur kenaikan harga Pertalite dan Pertamax. Sentimen ini secara tidak langsung turut menjadi salah satu pertimbangan investor dalam keputusan investasinya.

Akan tetapi, itu bukan satu-satunya sentimen penggerak pasar. Banyak sentimen lain yang menjadi kabar pasar hingga mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berikut kabar pasar untuk perdagangan hari ini, Kamis (1/9/2022).

Ada Transisi Energi, PGN Pasok Gas 17,5 BBTUD ke Fajar Paper

Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk (PGAS) mengoptimasi layanan gas bumi untuk mendukung keberlanjutan PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW). PGN akan menyalurkan gas bumi sampai dengan 17,5 BBTUD pada Fajar Paper.

Sebelumnya, PGN melayani kebutuhan gas bumi Fajar Paper menggunakan skema seasonal selling, atau volumenya disesuaikan dengan kebutuhan dalam periode tertentu. Kini penyaluran gas bumi ke Fajar Paper merupakan kontrak jangka panjang hingga 2035 yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).

Pemenuhan gas ke Fajar Paper berasal dari dari portfolio alokasi pasokan Gas PGN di Jawa Bagian Barat yang disalurkan menggunakan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) dan pipa distribusi dedicated hilir. Ke depan Fajar Paper berencana melakukan pengembangan Gas Turbin dan 1 unit Paper Mill, sehingga penyaluran gas diharapkan akan meningkat menjadi 28-30 BBTUD.

Kinerja Tetap Sehat, BNI Kini Diperkuat Direksi Baru

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil membukukan tren kinerja dan ekspansi yang solid hingga Semester I tahun ini seiring dengan fokus pertumbuhan yang sehat pada nasabah top tier.

Hal tersebut terlihat dari laba bersih di Semester I 2022 yang tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1% secara year-on-year (yoy). Perolehan tersebut didorong oleh ekspansi kredit yang tumbuh 8,9% menjadi Rp 620,42 triliun.

"Selain kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tercatat tumbuh 7% atau mencapai Rp 691,84 triliun, dengan komposisi 69,2% diantaranya adalah Current Account Saving Account (CASA). Laba bersih juga dihasilkan dari kontribusi non-interest income yang pada Semester I Tahun 2022 ini dapat mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0%," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar. setelah RUPSLB BNI, Rabu (31/8/2022).

Royke menambahkan, pecapaian BNI saat ini juga didukung oleh transformasi digital yang terus dilakukan, terutama pada tiga Product Champion BNI, yaitu BNI Direct, BNI Mobile Banking, dan BNI Xpora. Pada Semester I tahun ini, Perseroan berhasil membukukan pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) sebesar Rp 17,2 triliun, tertinggi dalam sejarah kinerja Perseroan.

Laba Melesat 2 Kali Lipat Jadi Kado Ulang Tahun KRAS

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menunjukkan pertumbuhan kinerja dengan laba sebesar US$ 78,65 juta atau Rp 1,17 triliun di semester I-2022. "Setelah mencatatkan laba di awal tahun 2022, semester I-2022 ini Krakatau Steel kembali meningkatkan kinerjanya. Laba semester I-2022 ini meningkat dua kali lipat dibandingkan laba semester I-2021 yang sebesar US$ 33,02 juta atau setara dengan Rp 490,7 miliar. Ini adalah hadiah terbaik di hari ulang tahun Krakatau Steel," jelas Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8/2022).

Dari sisi pendapatan, pada semester I-2022 Krakatau Steel juga mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi sebesar US$ 1,34 miliar atau setara Rp 19,88 triliun. Adapun jumlah tersebut meningkat 27% dari pendapatan Krakatau Steel di semester I-2021 yang sebesar US$ 1,05 miliar atau setara dengan Rp 15,68 triliun.

Silmy juga menambahkan bahwa seiring dengan peningkatan laba dan pendapatan, EBITDA Krakatau Steel juga meningkat 5,9% menjadi sebesar US$ 91,0 juta dari sebelumnya sebesar US$ 85,9 juta di semester I-2021. Sementara itu volume penjualan Krakatau Steel meningkat 10% menjadi sebesar 1.098.000 ton dari sebelumnya sebesar 995.000 ton di periode yang sama tahun lalu.

Emiten Lo Kheng Hong Ini Ruginya Makin Jumbo Jadi Rp 162,9 M

PT Intiland Development Tbk (DILD) yang belum lama ini sahamnya diborong oleh investor kawakan Lo Kheng Hong merilis kinerja yang kurang memuaskan pada semester I-2022. Buktinya, rugi bersih emiten properti ini melonjak menjadi Rp 162,92 miliar di semester I-2022. Padahal, pada semester I-2021 lalu, rugi Intiland hanya Rp 23,14 miliar.

Akibatnya, rugi per saham dasar juga membengkak menjadi Rp 15,72 per unit dari sebelumnya Rp 2,23 per unit.

Di saat yang sama, Intiland membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 960,4 miliar di periode Januari-Juni 2022. Jumlah itu turun 14,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,12 triliun.

Aksi Cerdik PWON, Diam-diam Bisnis Rumah Sakit Lewat SAME

Jakarta, CNBC Indonesia - Diam-diam PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) kembali masuk bisnis rumah sakit. Aksi senyap ini ditandai dengan akuisisi entitas usaha Grup Emtek, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).

"Kami saat ini memiliki 4,1% saham SAME," ujar Corporate Secretary PWON Minarto Basuki kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/8/2022). Porsi ini setara dengan kepemilikan 702,29 juta saham SAME. SAME sendiri saat ini memiliki jaringan Rumah Sakit EMC.

Ini Pemicu Penurunan Rugi APLN 5,92% Jadi Rp 383 M

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan penurunan rugi bersih pada semester I-2022 sebesar 5,92% menjadi Rp 383,4 miliar dari rugi Rp 407,56 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan itu tak lepas dari perolehan penjualan dan pendapatan usaha senilai Rp 2,20 triliun pada semester 1-2022. Nilai ini melesat 41,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,55 triliun.

Corporate Secretary APLN Justini Omas menjelaskan, selain karena perekonomian ekonomi yang tumbuh positif 5,23% pada semester I-2022, strategi perusahaan untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek properti juga menopang kenaikan pendapatan.

"Pada semester I-2022, kami membukukan pengakuan penjualan sebesar Rp1,55 triliun, naik 48,0% dari Rp1,05 triliun pada periode sama tahun lalu," ujar Justini dalam keterangan pers, Rabu (31/8/2022).

Ngenes! Laba Bersih Anjlok, Saham ICBP dan INDF Babak Belur

Harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) serta induk usahanya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) anjlok parah setelah ICBP mencatat penurunan laba bersih sebesar 40% menjadi Rp 1,93 triliun pada semester pertama 2022.

Padahal, perseroan membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 16% menjadi Rp 32,59 triliun dibandingkan Rp 28,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Koreksi hingga level Auto Reject Bawah (ARB) alias level koreksi maksimal dibukukan oleh ICBP yang harga sahamnya drop 6,88% ke harga Rp 8.125/unit. Induk usahanya INDF juga terpantau ambruk parah dengan penurunan 3,08% ke harga Rp 6.800/unit.

Gejolak Gandum yang Ganggu Bisnis Salim, Sinyal Indomie Naik?

Kinerja keuangan emiten konsumen milik Anthony Salim PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) babak belur. Pada semester I tahun ini, laba bersih atribusian kepada pemilik entitas induk ICBP turun 40% menjadi Rp 1,93 triliun.

Nasib apes memang sedang dialami oleh produsen mie instan terbesar di Indonesia ini. Kendati penjualan bersih ICBP naik 16% secara tahunan menjadi Rp 32,6 triliun tetapi marjin laba kotornya tergerus.

Asal tahu saja, komponen Cost of Good Sold (COGS) ICBP naik 25% secara tahunan. Kenaikan pos ini disebabkan karena kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi.

Sebagai catatan, beban biaya untuk bahan baku yang digunakan pada kuartal I-2022 sudah naik 22% menjadi Rp 9,1 triliun sementara beban produksi naik 7% menjadi Rp 1,9 triliun.

Semester I, Laba Erajaya Drop 9,1% Padahal Penjualan Moncer

Distributor ponsel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di semester I-2022 sebanyak Rp 507,52 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, Rabu (31/8/2022), angka tersebut tercatat turun 9,1% dari semester I-2021 yang nilainya sebesar Rp 558,54 miliar.

Padahal, perseroan mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 23,4 triliun, meningkat 9,6% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 21,35 triliun.

Pertumbuhan Laba Pemilik Indomaret Libas Alfamart

Kinerja pemilik gerai ritel Alfamart dan Indomaret, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), naik tinggi pada semester I 2022. Namun pertumbuhan kinerja pemilik Indomaret jauh menggunguli pemilik Alfamart.

Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih pemilik Indomaret tercatat tumbuh 120,83% menjadi Rp 645 miliar pada semester I-2022. Pada periode yang sama tahun lalu, laba Indoritel tercatat senilai Rp 288,25 miliar.

Indoritel berhasil mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 469,74 miliar, naik 46,7% dari periode Desember 2021 yakni sebesar Rp 320,24 miliar.

Beban Membengkak, Laba Sarana Menara Stagnan Rp 1,69 T

Emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan laba bersih yang stagnan pada semester I-2022 sebesar Rp 1,69 triliun, dibandingkan dengan semester I-2021.
Akibatnya, perolehan laba per saham juga stagnan di angka Rp 34 per unit.

Padahal, berdasarkan laporan keuangan, Rabu (31/8/2022), pendapatan tercatat tumbuh sebesar 33,8% dari Rp 3,97 triliun pada semester I-2021 menjadi Rp 5,32 triliun pada semester I-2022.

Beban pokok pendapatan juga naik 33,2% dari Rp 1,08 triliun pada semester pertama tahun lalu menjadi Rp 1,44 triliun pada semester pertama tahun ini.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular