
Biar Kamu Update, Cek Kabar Pasar Dulu Sebelum Transaksi Ya!

Gejolak Gandum yang Ganggu Bisnis Salim, Sinyal Indomie Naik?
Kinerja keuangan emiten konsumen milik Anthony Salim PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) babak belur. Pada semester I tahun ini, laba bersih atribusian kepada pemilik entitas induk ICBP turun 40% menjadi Rp 1,93 triliun.
Nasib apes memang sedang dialami oleh produsen mie instan terbesar di Indonesia ini. Kendati penjualan bersih ICBP naik 16% secara tahunan menjadi Rp 32,6 triliun tetapi marjin laba kotornya tergerus.
Asal tahu saja, komponen Cost of Good Sold (COGS) ICBP naik 25% secara tahunan. Kenaikan pos ini disebabkan karena kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi.
Sebagai catatan, beban biaya untuk bahan baku yang digunakan pada kuartal I-2022 sudah naik 22% menjadi Rp 9,1 triliun sementara beban produksi naik 7% menjadi Rp 1,9 triliun.
Semester I, Laba Erajaya Drop 9,1% Padahal Penjualan Moncer
Distributor ponsel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di semester I-2022 sebanyak Rp 507,52 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Rabu (31/8/2022), angka tersebut tercatat turun 9,1% dari semester I-2021 yang nilainya sebesar Rp 558,54 miliar.
Padahal, perseroan mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 23,4 triliun, meningkat 9,6% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 21,35 triliun.
Pertumbuhan Laba Pemilik Indomaret Libas Alfamart
Kinerja pemilik gerai ritel Alfamart dan Indomaret, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), naik tinggi pada semester I 2022. Namun pertumbuhan kinerja pemilik Indomaret jauh menggunguli pemilik Alfamart.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih pemilik Indomaret tercatat tumbuh 120,83% menjadi Rp 645 miliar pada semester I-2022. Pada periode yang sama tahun lalu, laba Indoritel tercatat senilai Rp 288,25 miliar.
Indoritel berhasil mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 469,74 miliar, naik 46,7% dari periode Desember 2021 yakni sebesar Rp 320,24 miliar.
Beban Membengkak, Laba Sarana Menara Stagnan Rp 1,69 T
Emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan laba bersih yang stagnan pada semester I-2022 sebesar Rp 1,69 triliun, dibandingkan dengan semester I-2021.
Akibatnya, perolehan laba per saham juga stagnan di angka Rp 34 per unit.
Padahal, berdasarkan laporan keuangan, Rabu (31/8/2022), pendapatan tercatat tumbuh sebesar 33,8% dari Rp 3,97 triliun pada semester I-2021 menjadi Rp 5,32 triliun pada semester I-2022.
Beban pokok pendapatan juga naik 33,2% dari Rp 1,08 triliun pada semester pertama tahun lalu menjadi Rp 1,44 triliun pada semester pertama tahun ini.
(RCI/dhf)