
Dolar Terlalu Perkasa, Perak Menderita

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia terpantau turun pada perdagangan siang hari ini tertekan oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang mendekati rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Pada Senin (22/8/2022) pukul 13:00 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$18,98 per ons, turun 0,22% dibandingkan posisi terakhir.
Perak sudah mencatatkan penurunan selama enam hari berturut-turut tertekan oleh dolar AS yang terus menanjak menuju level rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Dollar Index (yang mengukur kekuatan greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 108,228 selisih tipis dengan rekor tertinggi, yakni di 108,544.
Perak dan dolar memiliki hubungan terbalik. Sebab ketika dolar naik membuat perak yang dihargai dengan dolar menjadi kian mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Fokus investor minggu ini tertuju kepada komentar Ketua bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed), Jerome Powell ketika dia berpidato di konferensi perbankan sentral global tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada hari Jumat.
Pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan September nanti di tengah ekspektasi inflasi telah memuncak dan meningkatnya kekhawatiran resesi.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bps ke 2,75-3% adalah 58,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bps adalah 41,5%.
Perak sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang perak yang tidak memberikan imbal hasil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan