Breaking News

Ini Penyebab IHSG Anjlok 1,12% Hingga Tinggalkan Level 7.100

Market - Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
22 August 2022 11:47
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir ambles pada penutupan perdagangan sesi I Senin (22/8/2022) di tengah rencana kenaikan harga BBM dan jelang keputusan rapat kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia (BI) pada Selasa besok.

IHSG dibuka ambles 0,3% di posisi 7.150,42 dan ditutup di zona merah dengan koreksi 1,12% atau 80,29 poin ke 7.092,14 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 7,23 triliun dengan melibatkan lebih dari 16 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah terpantau ambles. Selang 15 menit perdagangan, IHSG lanjut melemah 0,35% di 7.147,37. Alih-alih berbalik ke zona hijau, pukul 10:30 WIB IHSG semakin dalam terkoreksi 1,29% di posisi 1.079,67 dan konsisten berada di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi I.

Level tertinggi berada di 7.161,31 sesaat setelah perdagangan dibuka dan level terendah berada di 7.066,86 sekitar pukul 10:45 WIB. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 435 unit, sedangkan 104 unit lainnya menguat, dan 143 sisanya stagnan.

Setelah sempat menembus level psikologis ke level 7.200 pada akhir pekan lalu membuat IHSG hari ini rentan terkena aksi profit taking. Berbagai sentimen kembali menyelimuti indeks saham Tanah Air yang membuat investor kini pasang mode wait and see.

Sementara, Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah terkoreksinya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu,karena investor kembali khawatir dengan prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS yang masih akan terjadi pada September mendatang.

The Fed sedang mempertimbangkan untuk kembali menaikkan suku bunga besar pada rapat edisi September.Terlepas dari pergerakan pekan lalu, banyak investor dantradermenahan harapan untuk bangkit kembali.

Untuk hari ini pelaku pasar fokus menyoroti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Gubernur Perry Warjiyo dan anggota Anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022 pada hari ini dan besok (22-23 Agustus 2022) dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan pada Selasa.

Ekspektasi pasar terhadap kenaikan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRR) menurun.Bila pada Juli ada ekspektasi besar akan kenaikan suku bunga, maka pada Agustus ekspektasi pasar kembali mengarah kepadastay.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan sebagian besar lembaga/institusi memproyeksikan BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%.

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 10 memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,50%. Dua lainnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini.

Inflasi inti dan stabilitas rupiah masih terkendali menjadi modal bagi BI dalam mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini.

Inflasi inti pada Juli tercatat 0,28% (month to month/mtm) dan 2,86% (year on year/yoy). Inflasi inti tahunan sebenarnya sudah merangkak naik dari 1,84% pada Januari menjadi 2,86% pada Juli. Namun, dalam beberapa kesempatan Perry selalu menegaskan jika inflasi inti masih terkendali di sasaran BI 2-4%.

Selanjutnya, pelaku pasar masih mengamati sentimen terkait isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan terkait dengan harga BBM, khususnya jenis Pertalite pekan depan (yakni minggu ini).

Kenaikan ini, kata Luhut, terjadi akibat beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia sudah terlalu besar untuk menanggung biaya subsidi BBM khusus penugasan seperti Pertalite dan juga Solar Subsidi.

Sebagaimana diketahui, pada APBN 2022 ini, subsidi untuk energi senilai Rp 502,4 triliun. Subsidi itu digunakan untuk BBM, LPG dan juga listrik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Rehat Siang, IHSG Melemah 0,44%!


(aum)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading