Nikel Tak Lagi To The Moon, Harganya Hari Ini Drop

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 19/08/2022 19:00 WIB
Foto: Pabrik pengolahan nikel di Sorowako, Provinsi Sulawesi Selatan. (REUTERS/Yusuf Ahmad)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melemah pada perdagangan hari ini tertekan data surplus pasokan yang menandakan permintaan yang masih tertekan.

Pada Jumat (19/8/2022) pukul 18.00 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.740 per ton, turun 0,18% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.


Surplus pasar nikel global naik menjadi 20.500 ton pada Juni dari 19.500 ton pada Mei, menurut data dari International Nickel Study Group (INSG) yang berbasis di Lisbon, Kamis.

Selama enam bulan pertama tahun ini, pasar global mengalami surplus 30.800 ton dibandingkan dengan defisit 125.500 ton pada periode yang sama tahun 2021, tambah INSG.

Di sisi lain, mata uang dolar Amerika Serikat terus menguat sejalan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang tetap agresif. Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 107,98.

Dolar yang naik akan membuat logam menjadi mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga bisa mengurangi minat membeli nikel. Permintaan turun, harga mengikuti.

Di sisi lain investor masih mengantisipasi kenaikan suku bunga setelah rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed).

Dalam risalah yang keluar pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed tidak memberi petunjuk khusus berapa besar mereka akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan September mendatang. The Fed hanya mengatakan jika mereka akan tetap memonitor dengan dekat data-data ekonomi sebelum membuat kebijakan.

Pelaku pasar pun kemudian berekspektasi jika The Fed akan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk menekan inflasi. Artinya, kenaikan suku bunga agresif masih sangat mungkin terjadi.

Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan dia saat ini condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada bulan September.

Sementara menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 59,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 2,75-3,0%. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga mencapai 75 bp sebesar 40,5%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Forum Industri Nikel Minta Kenaikan Tarif Royalti Dikaji Ulang