Analis Beberkan Dampak Kerja Sama GoTo Financial & Bank Jago

Market - Khoirul Anam, CNBC Indonesia
12 August 2022 09:00
Kolaborasi Bank Jago dengan GoTo Financial melalui pembukaan akses layanan Bank Jago di aplikasi GoBiz sangat positif dalam mengoptimalkan ekosistem GoTo Foto: Dok GoTo

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputy Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy mengungkapkan, kolaborasi Bank Jago dengan GoTo Financial melalui pembukaan akses layanan Bank Jago di aplikasi GoBiz sangat positif dalam mengoptimalkan ekosistem GoTo. Pasalnya, kerja sama ini dapat memperluas akses finansial masyarakat khususnya mitra usaha Gojek dan GoTo Financial yang tergabung di aplikasi GoBiz.

Dengan begitu, kontribusi layanan financial technology (fintech) dari GoTo Financial diyakini akan meningkat dalam pertumbuhan bisnis induknya yakni PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo), sejalan dengan proyeksi percepatan profitabilitas GoTo.

"Ini menjadi salah satu sinergi ekosistem GoTo dengan Bank Jago, dan ke depannya jika penyaluran kredit atau modal kerja kepada mitra usaha GoBiz bisa berjalan dengan baik, tentu saja menjadi extra revenue dari sisi GoTo Financial," ungkap Paulus di Jakarta, dikutip Jumat (12/8/2022).

Menurut dia, dampak kolaborasi tersebut, terutama kontribusinya terhadap percepatan profitabilitas GoTo, akan terus meningkat seiring dengan luasnya daya jangkau kepada masyarakat.

"Ruang tumbuhnya masih besar. Memang kita juga masih menunggu bentuk-bentuk sinergi lain dari ekosistem GoTo dengan partner kerja sama lain seperti dengan Bank Jago ini salah satunya," terangnya.

Hal senada disampaikan analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan, dalam risetnya baru-baru ini. Lini bisnis fintech GoTo melalui GoTo Financial yang menjadi perekat segmen bisnis on-demand dan e-commerce, kata dia, akan semakin berkembang dan menyumbang pendapatan lebih banyak ke GoTo Group.

Saat ini, GoTo Financial memiliki beberapa bisnis yang terbagi dalam empat kategori, yaitu pembayaran konsumen, pembayaran pedagang, solusi pedagang, dan platform pinjaman.

Adapun pembayaran konsumen dijalankan melalui GoPay yang merupakan pemimpin pasar (88%) menurut survei terbaru dari Populix. Sedangkan untuk solusi merchant, GoTo Financial menggunakan GoBiz dan Moka dengan layanan Point of Sale (POS) yang memudahkan merchant mengakses pembayaran digital dari konsumen.

Kemudian untuk platform pinjaman, GoTo Financial menawarkan layanan GoPaylater dengan skema beli sekarang bayar nanti dan GoModal yang memberikan akses ke pinjaman modal.

Riset lainnya yang dilakukan analis CGS-CIMB yakni Ryan Winipta, Baruna Arkasatyo dan Hadi Soegiarto yang menyebutkan bahwa ke depannya Bank Jago memperkuat kemitraannya dengan GoTo Financial untuk memberikan produk pinjaman bagi para merchant dan konsumen GoTo.Pendapatan yang dihasilkan dari produk pinjaman ini dapat dibagi antara GoTo Financial dengan Bank Jago.

Sebelumnya Bank Jago membuka akses bagi mitra usaha yang tergabung di aplikasi GoBiz, bagian dari Grup GoTo, ekosistem digital terbesar di Indonesia dengan 15,1 juta mitra usaha. Di tahap awal, beberapa layanan ialah membuka rekening Bank Jago, mengelola keuangan usaha menggunakan fitur Kantong Jago, dan mengakses layanan keuangan di aplikasi Jago.

Di sisi lain, Citi Research dari Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) memberikan target harga yang tinggi untuk saham GoTo mengingat adanya kekuatan kolaborasi ekosistem Gojek, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago, di mana layanan tersebut menjadi andalan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut tim riset tersebut, ekosistem GoTo yang terintegrasi merupakan keunikan yang dapat meningkatkan prospek pertumbuhan dan monetisasi GoTo Group di masa mendatang, khususnya ketika GoPay dan Bank Jago meningkatkan kapabilitas monetisasinya.nCiti memberikan target price untuk saham GOTO yaitu Rp 430 dengan rekomendasi buy atau hold.

"Tingkat pengambilan yang relatif rendah (low take rates) untuk e-commerce GoTo dan GoTo Financial, dalam pandangan kami, memiliki potensi positif dan akan menghasilkan pendapatan serta profitabilitas yang lebih tinggi. Kami sedikit di depan dibandingkan konsensus dalam menilai pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value) dan perkiraan pendapatan," tulis tim riset Citi yang disusun oleh Ferry Wong CFA, Ryan Davis, Justian Rama, Alicia Yap CFA, dan Nelson Cheung.

Citi Sekuritas memproyeksi GTV GoTo tumbuh 42% pada 2022 menjadi Rp 655 triliun, tumbuh 49% pada 2023 menjadi Rp 974 triliun, dan naik 43% pada 2024 menjadi Rp 1.389 triliun. Pendapatan bersih GoTo diyakini melesat 51% pada 2022 menjadi Rp 23 triliun, naik 46% pada 2023 menjadi Rp 34 triliun, dan meningkat lagi 41% pada 2024 menjadi Rp 47 triliun.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

GoTo Incar Dana IPO Jumbo, Ini Kata Penjamin Emisi


(rah/rah)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading