Investor 'Panas Dingin' Tunggu Data Inflasi, Harga Perak Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah pada perdagangan hari ini menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Pada Rabu (10/8/2022) pukul 15:00 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 20,35 per ons, turun 0,7% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Para pelaku pasar tengah menanti dan mencermati rilis inflasi Amerika Serikat yang akan diumumkan pada malam nanti waktu Indonesia. Berdasarkan jajak pendapat yang dihimpun Reuters, inflasi As diperkirakan akan melandai pada Juli 2022. Prediksinya akan berada di level 8,7% year-on-year (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni 9,1% yoy.
Jika prediksi tersebut tepat, maka ini akan menjadi angin segar bagi safe haven karena ada potensi meredam agresivitas kenaikan suku bunga. Meskipun demikian, potensi bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) untuk menaikkan suku bunga memberi tekanan bagi emas setelah rilis data pekerja.
Perak memang sebagai pelindung nilai saat inflasi tinggi. Namun menjadi kurang berkilau saat adanya kenaikan suku bunga. Sebab biaya peluang memegang perak yang tidak memberikan imbal hasil akan meningkat.
Pelemahan dolar menopang harga perak untuk tidak turun lebih dalam. Dollar Index (yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama) tercatat 106,29, turun 0,08% dibandingkan posisi kemarin. Angka tersebut jauh di bawah puncak dalam 20 tahun terakhir pada 14 Juli 2022 di 108,544.
Dolar yang lemah membuat perak yang dibanderol dengan greenback menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan
(ras/ras)