
Pasar Tunggu Rilis Data Ekonomi AS, Bursa Eropa Turun Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal cenderung terkoreksi pada perdagangan Jumat (05/8/2022). Investor masih menunggu musim rilis kinerja keuangan dan rilis data tenaga kerja AS.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun tipis 0,03% ke 438,86, di mana saham perjalanan dan hiburan naik tipis 0,6%. Namun, saham asuransi jatuh 0,6%.
Hal serupa terjadi pada indeks DAX Jerman terkoreksi 0,01% ke 13.659,5 dan indeks FTSE jatuh 0,09% ke 7.440,58. Namun, indeks CAC Prancis terapresiasi 0,1% ke posisi 6.520,01.
Bank of England (BOE) telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (4/8). Inflasi Inggris diprediksikan akan kembali menyentuh rekor tertingginya di 13% pada Oktober 2022 dan ekonomi Inggris diproyeksikan akan memasuki zona resesi pada kuartal keempat tahun ini.
Data tenaga kerja AS akan dirilis pada hari ini. Data tenaga kerja akan memberikan sinyal mengenai jalur kebijakan moneter yang akan diambil oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed) dan dapat menggambarkan situasi ekonomi AS.
Analis Dow Jones memprediksikan adanya tambahan 258.000 pekerjaan di Juli, meskipun turun dari bulan sebelumnya di 372.000 pekerjaan. Sementara angka pengangguran masih berada di 3,6%.
Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS bergerak lebih tinggi meski tipis di pra-pembukaan perdagangan, di mana bursa saham AS berada di jalurnya untuk kenaikannya secara mingguan.
Bursa saham di Asia Pasifik cenderung bergerak lebih tinggi, di mana pasar keuangan Taiwan menjadi pemimpin kenaikan karena investor mengabaikan latihan militer China setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Musim rilis kinerja keuangan akan dihiasi oleh Allianz, London Stock Exchange Group, dan WPP yang dijadwalkan akan merilis neraca keuangan sebelum perdagangan dibuka hari ini.
Selain itu, data output industri per Juni di Eropa mengejutkan karena naik 1,4% dan melebihi ekspektasi pasar yang memprediksikan adanya kontraksi sebesar 0,2% karena terhambat oleh rantai pasokan dan krisis energi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Terjun Bebas, Bursa Eropa Berguguran!