
Wall Street Terjun Bebas, Bursa Eropa Berguguran!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa kompak tergelincir pada sesi awal perdagangan Senin (10/10/2022), setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih tangguh, meningkatkan potensi keagresifan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk meredam inflasi.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun 0,77% ke 388,65. Saham teknologi menjadi pemberat laju indeks acuan Eropa tersebut, ambles 1,7%. Sementara saham ritel naik 0,5%.
Hal serupa terjadi pada indeks DAX Jerman tergelincir 0,35% ke 12.230,52 dan indeks FTSE Inggris turun tipis 0,87% ke 6.930,36. Indeks CAC Prancis terkoreksi 0,97% ke posisi 5.810,19.
Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS bergerak lebih rendah pada sesi awal perdagangan hari ini, setelah Departemen Tenaga Kerja AS merilis angka tenaga kerja Non-pertanian (Non-farm payrolls/NFP) yang bertambah sebanyak 263.000 tenaga kerja, di bawah dari konsensus analis Dow Jones di 275.000 pekerjaan. Namun, angka pengangguran AS per September 2022 menurun ke 3,5% dari 3,7% pada bulan sebelumnya.
Rilis data ekonomi tersebut memang pada dasarnya berita baik, tapi pada saat ini kabar baik menjadi katalis negatif, menandakan bahwa ekonomi AS tetap tangguh meskipun The Fed telah agresif menaikkan suku bunga untuk memperlambat ekonomi.
Pasar tenaga kerja AS yang tangguh, tentunya akan membuat angka inflasi sulit melandai dan turut menekan The Fed untuk kembali agresif pada pertemuan selanjutnya pada November 2022.
Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik juga bergerak di zona merah, di mana indeks Hang Seng Hong Kong menjadi pemimpin penurunan saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Domino Wall Street, Nular Hingga Ke Bursa Eropa!