Bursa Eropa Menguat, Sinyal Ekonomi Eropa Akan Membaik?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
31 October 2023 15:49
A trader works as screens show market data at CMC markets in London, Britain, December 11, 2018. REUTERS/Simon Dawson
Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa kompak berada di zona penguatan pada sesi awal perdagangan Selasa (31/10/2023). Penguatan ini terjadi seiring penantian pelaku pasar dengan rilis data penting, khususnya inflasi Uni Eropa Oktober dan PDB kuartal-III 2023.

Indeks Stoxx 600 yang merupakan gabungan 600 saham dari 17 negara di Eropa pada pembukaan perdagangan naik 0,10% ke 431,57. Demikian pula, indeks FTSE 100 sebagai acuan bursa London menguat 0,14% ke 7.337,48.

Masih sejalan, indeks DAX Jerman terapresiasi tipis 0,08% ke 14.728,72 dan indeks CAC Perancis berada di zona hijau 0,20% ke posisi 6.838,60.

Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman mengalami penurunan kuartalan sebesar 0,1% (quarter on quarter/qoq). Nilai tersebut sedikit lebih rendah dari perkiraan penurunan sebesar 0,3% dalam jajak pendapat para ekonom Reuters.

Inflasi di negara tersebut diperkirakan mencapai 3,8% pada Oktober, terendah sejak Agustus 2021. Berdasarkan harmonisasi Uni Eropa, harga-harga turun 0,2% dari bulan ke bulan (month to month/mtm).

Penurunan tingkat inflasi Eropa dapat menjadi sentimen positif untuk pasar modal, sebab inflasi yang semakin menurun dan terkendali menjadi indikasi suku bunga dapat diturunkan. Kebijakan suku bunga yang lebih dovish berpotensi menggenjot laju perekonomian, sebab biaya kredit yang lebih murah memungkinkan perusahaan lebih agresif meningkatkan kinerja.

Di sisi lain, suku bunga yang ditahan menjadi sentimen positif dari sisi tingkat likuiditas, sehingga kemampuan daya beli masyarakat akan tinggi. Sentimen ini akan mendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi dan akan tercermin pada semakin baiknya laporan keuangan perusahaan.

Beralih ke pasar Asia-Pasifik, saham-saham Jepang mengalami perbaikan kerugian setelah keputusan kebijakan moneter Bank of Japan yang masih menahan suku bunga di level -0,1%. Sementara pasar regional Asia lainnya melemah karena aktivitas manufaktur secara tak terduga mengalami kontraksi di China.

Sementara itu, saham berjangka AS melemah pada awal Selasa setelah rata-rata saham utama naik menahan kelanjutan reli bullish-nya.

CNBC Indonesia Research

[email protected]


(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akan Habis-Habisan Genjot Ekonomi, RI Bisa Untung Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular