Jelang Musim Rilis Kinerja Keuangan, Dow Futures Terkoreksi

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
11 July 2022 18:12
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) terkoreksi pada perdagangan Senin (11/7/2022), di mana investor masih menunggu musim rilis kinerja keuangan dari perusahaan besar di AS.

Kontrak futures indeks Dow Jones jatuh 144 poin atau 0,5%. Hal serupa terjadi indeks S&P 500 terkoreksi 0,6% dan Nasdaq melemah 0,7%.

Saham Twitter jatuh lebih dari 6% di pra-pembukaan perdagangan setelah Elon Musk mengakhiri kesepakatan senilai US$44 miliar untuk membeli perusahaan jejaring sosial tersebut. Musk mempermasalahkan jumlah bot dan akun palsu, serta mengatakan Twitter tidak jujur tentang seberapa otentik aktivitas di platform tersebut. Namun, Twitter mengatakan bahwa mereka telah memberi Musk informasi yang dibutuhkan.

Selain itu, pergerakan yang lebih rendah hari ini dipicu oleh memburuknya situasi di China, di mana Shanghai mendeteksi kasus pertama subvariant BA.5 dan Makau menutup kasinonya selama sepekan.

"Hambatan Covid bukan hanya fenomena di China karena kasus meningkat secara global, meskipun risiko penguncian di AS dan Uni Eropa tetap sangat rendah," tulis Analis Vital Knowledge Adam Crisafulli.

Pada Jumat (8/7), indeks Dow Jones dan S&P 500 berakhir lebih rendah sedangkan Nasdaq ditutup lebih tinggi dan menguat selama lima hari beruntun. Mayoritas indeks berada di pekan positifnya setelah rilis data tenaga kerja yang melebihi ekspektasi dan menunjukkan bahwa penurunan ekonomi belum terjadi.

Imbal hasil (yield) obligasi tenor 2 tahun naik melampaui tenor 20 tahun dan diindikasikan sebagai tanda resesi. Yield obligasi tenor 2 tahun berada di 3,08% dan berada di atas yield obligasi tenor 10 tahun.

"Sementara pasar berakhir hijau pekan lalu, investor seharusnya bersiap untuk gejolak yang berlanjut di Juli, di tengah ketidakpastian karena inflasi, kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), kekhawatiran akan resesi, dan perang antara Rusia dan Ukraina, serta kita berada pada musim rilis kinerja keuangan," tutur Direktur Utama AXS Investments Greg Bassuk dikutip CNBC International.

Data tenaga kerja meskipun menunjukkan hal yang baik, tapi dapat membuat The Fed melanjutkan keagresifannya untuk meredam inflasi di beberapa bulan mendatang. Semua mata akan tertuju pada musim rilis dari perusahaan besar dan Indeks Harga Konsumen (IHK) pekan ini.

"Kekhawatiran akan resesi telah menekan pasar, investor masih terlalu fokus terhadap musim rilis kinerja keuangan sebagai petunjuk tentang kesehatan perusahaan dan ekonomi AS yang lebih luas," tambahnya.

Dia juga menilai bahwa mata yang tajam akan diperlukan untuk membedah musim rilis kinerja keuangan.

Komoditas dan biaya produsen yang tetap tinggi membuat perusahaan mempertimbangkan sejauh mana kenaikan harga tersebut diteruskan ke konsumen dan bagaimana pendapatan tetap kuat di tengah tantangan ekonomi, geopolitik dan tantangan lainnya.

Saham PepsiCo dan Delta Air Lines dijadwalkan akan merilis kinerja keuangan pada Selasa (12/7) dan Rabu (13/7). Sementara itu, JPMorgan Chase, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup dijadwalkan akan merilis kinerja keuangannya pada akhir pekan ini.

Investor juga menantikan data inflasi utama pekan ini, seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) per Juni yang akan dirilis pada Rabu (13/7) dan diprediksikan akan menunjukkan kenaikan ketimbang bulan sebelumnya di 8,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular