
Harga Nikel Tumbang 2%, Covid-19 Jadi Biang Kerok

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia jatuh 2% lebih pada perdagangan hari ini karena kekhawatiran akan kebijakan karantina wilayah (lockdown) di China.
Pada Jumat (8/7/2022) pukul 15.00 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 20.910/ton, anjlok 2,9% dibandingkan harga penutupan harga kemarin.
Pembatasan mobilitas untuk menahan penularan virus Corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) kemungkinan akan memperlambat laju proyek infrastruktur, kata para analis.
"Hambatan dari pembatasan Covid-19 tetap ada mengingat China masih menjalankan kebijakan nol-Covid," kata ekonom National Australia Bank Tapas Strickland.
China harus kembali menghadapi gelombang penukaran virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang menjangkit di kota besar seperti Shanghai.
"Beberapa daerah China menghadapi wabah lokal dan infeksi telah muncul di tingkat masyarakat di Shanghai," kata pejabat kesehatan kota Zhao Dandan l.
Untuk melawannya, China menggunakan prinsip no-Covid yang bertujuan untuk segera memberantas semua wabah. Sehingga meskipun angka kasus kecil, lockdown bisa dilakukan.
Akibatnya prospek ekonomi China menjadi tidak pasti dan akan berpengaruh negatif terhadap permintaan nikel. Permintaan turun, harga pun mengikuti.
China adalah konsumen terbesar nikel di dunia sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih