Dow Futures Menguat, Pertanda Kebangkitan Wall Street?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
07 July 2022 18:50
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis (7/7/2022), berusaha untuk keluar dari bear market (zona penurunan).

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 100 poin atau 0,32%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing sebesar 0,31% dan 0,35%.

Pada Rabu (6/7), indeks S&P 500 berhasil menguat selama tiga hari beruntun sejak akhir Mei. Indeks acuan tersebut berada di jalur penguatannya selama dua pekan dari tiga pekan perdagangan dan berada 20% dari rekor tertingginya.

Saham GameStop melesat 8% di beberapa jam setelah perdagangan ditutup setelah dewan direksi menyetujui memecah saham 4-untuk-1. Pemegang saham di penutupan pasar pada 18 Juli akan mendapat dividen tiga saham tambahan untuk masing-masing saham Kelas A GameStop. Dividen akan dibagikan setelah perdagangan ditutup pada 21 Juli.

Di sesi sebelumnya, indeks S&P 500 mengalami penurunan selama tiga hari beruntun, tapi setelah rilis risalah The Fed kembali bergerak menguat dengan rata-rata kenaikan hampir 0,4%. Sementara itu, indeks Dow Jones naik lebih dari 69 poin atau 0,2% dan Nasdaq berakhir menguat 0,4%.

Pasar saham menguat setelah rilis pertemuan The Fed di Juni yang menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh bertekad untuk meredam inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 hingga 75 basis poin (bps) pada pertemuan selanjutnya 26-27 Juli.

Meski begitu, banyak investor merasa sulit mempercayai kenaikan tersebut karena kekhawatiran terhadap resesi terus membayangi Wall Street. Pelaku pasar memprediksikan bahwa musim rilis kinerja keuangan akan bergejolak bulan ini.

"Semua orang emosional dan pasar kelelahan. Jadi, saya pikir kita masih memiliki musim panas ini untuk mengawasi apa yang dilakukan The Fed dan mengawasi apa yang terjadi pada kebijakan internasional untuk melihat arah Consumer Price Index/CPI," tutur Direktur Pelaksana UBS Private Wealth Management Alli McCartney dikutip CNBC International.

Hari ini, akan dirilis data klaim pengangguran secara mingguan dan data perdagangan internasional yang dijadwalkan akan dirilis sebelum perdagangan dibuka.

Disusul oleh, musim rilis kinerja keuangan dari Levi Strauss.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular