
Saktinya Putin! Bikin Rubel Rusia From Zero to Hero

Nilai tukar rubel yang terlalu kuat kini malah berdampak buruk bagi Rusia.
"Semakin kuat nilai tukar maka defisit anggaran akan semakin besar. Penguatan itu akan mempersulit para eksportir, menaikkan biaya dan mengurangi pendapatan," kata Evgeny Kogan, profesor di Higher School of Economic di Moskow, sebagaimana dilansir Bloomberg, Senin (23/5/2022).
Dimitry Peskov, juru bicara Kremlin pada akhir Mei lalu mengatakan apresiasi nilai tukar rubel menjadi topik utama diskusi Presiden Putin dengan para penasehat ekonominya.
"Penguatan nilai tukar rubel menjadi perhatian khusus bagi pemerintah," kata Peskov, sebagaimana dilansir Bloomberg, Rabu (25/5/2022).
Presiden Putin pun bertindak, kebijakan capital control mulai dilonggarkan. Perusahaan Rusia yang sebelumnya diwajibkan mengkonversi valuta asingnya sebanyak 80% menjadi rubel, kini dikurangi menjadi 50%.
Sementara itu bank sentral Rusia juga bertindak cepat. Batas transfer individu ke luar negeri, khususnya ke negara-negara yang disebut "bersahabat" dinaikkan menjadi setara US$ 150.000/bulan, dari sebelumnya US$ 50.000/bulan.
Selain itu, CBR di bawah pimpinan Elvira Nabiullina juga agresif memangkas suku bunga, selain karena rubel yang terlalu kuat, inflasi juga sukses dikendalikan.
Sejak menaikkan suku bunga di bulan Maret, CBR kini sudah berbalik memangkas sebanyak 4 kali, dan saat ini suku bunga berada di 9,5%, sama dengan sebelum perang terjadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]