
Breaking News: Harga Timah Jatuh 14%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia jatuh 14% lebih pada perdagangan hari ini dibebani oleh prospek perlambatan ekonomi dunia. Bahkan bisa terjadi resesi.
Pada Jumat (24/6/2022) pukul 15:33 WIB harga timah dunia tercatat US$ 23.105/ton, merosot 14,38% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Harga timah telah turun sebesar 52,5% secara point-to-point (ptp) sejak menyentuh harga tertinggi pada Maret 2022 di US$ 48.650/ton. Saat ini posisi harga timah pun berada di level terendah sejak Februari 2021. Ini karena kekhawatiran resesi ekonomi akan melemahkan permintaan timah global.
Menurut analis SMM, kekhawatiran resesi timbul setelah bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) mengatakan "bahasa melawan inflasi yang paling hawkish hingga saat ini". Serta komitmen untuk memulihkan stabilitas harga adalah "tak bersyarat".
Komitmen ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) Jerome Powell adalah menurunkan inflasi ke tingkat 2% meskipun ia mengakui reses bisa terjadi. Kebijakan yang diperketat tanpa keadaan ekonomi seperti resesi akan sulit, kata Powell.
Pasar meyakini pernyataan tersebut menjadi jalan untuk The Fed tetap agresif dalam menaikkan suku bunga. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi timah karena dapat melemahkan permintaan. Terutama karena adanya perlambatan ekonomi dunia.
"Kami memperkirakan logam dasar akan memperpanjang kerugian setelah penurunan baru-baru ini yang terutama disebabkan oleh pengetatan The Fed dan perlambatan ekonomi China di belakang kebijakan nol-Covid negara itu," kata Fitch Solutions dalam sebuah catatan.
"Dolar AS yang lebih kuat dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih lemah akan menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan di seluruh logam dasar. Risiko secara luas condong ke sisi bawah," tambahnya.
Dollar Index (yang mengukur greenback dibandingkan enam mata uang utama) tercatat 104,26, turun 0,17% dibandingkan sebelumnya. Turunnya Dollar Index menjadi sentimen negatif bagi timah yang dibanderol dengan greenback. Sebab menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melesat! Harga Timah 'Terbang' 3% Lebih