China Bikin Susah, Harga Timah Longsor 2%

Jakarta, CNBC Indonesia -. Karantina wilayah (lockdown) di China dikhawatirkan akan mengganggu permintaan dari konsumen timah terbesar di dunia tersebut jadi faktor penekan harga timah dalam.
Pada Selasa (10/5/2022) pukul 15.05 WIB harga timah dunia tercatat US$ 36.400/ton, turun 2% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Harga timah tertekan dari kecemasan lockdown di China akan mengganggu permintaan dari konsumen timah terbesar di dunia tersebut. Strategi nol Covid-19 di China dan lockdown sangat berdampak pada rantai pasokan timah dunia.
Pasalnya, China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista.
Dari sisi penawaran, MSC, produsen asal Malaysia, mengharapkan untuk mengoperasikan pabrik peleburan Pulau Indah yang baru dan modern pada awal 2022. Ini akan menggantikan pabrik peleburan yang tidak efisien di Butterworth.
Pabrik Pulau Indah memiliki kapasitas 50% lebih besar dari Butterworth dan dilengkapi dengan teknologi peleburan mutakhir dari tungku tombak terendam atas yang menghemat biaya sebesar 30%. Hal ini akan memungkinkan peningkatan yang signifikan produksi.
Sementara itu,ekspor timah Indonesia pada bulan Maret 2022 naik melesat 10,45% dibandingkan tahun 2021 (year-on-year/yoy) menjadi 6.674,91 ton. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari, di mana ekspor mencapai 1.216,44 ton.
Saat permintaan melemah dan produksi meningkat, berpotensi terjadi surplus pasokan. Sehingga harga timah akan menjadi murah.
Surplus pasokan tersebut saat ini sudah mulai terlihat dari persediaan timah di gudang yang terus meningkat. Per 9 Mei 2022, stok timah di gudang bursa logam London (LME) tercatat 3.120 ton. Naik 54,5% point-to-poin (ptp) sejak awal tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Tak Terpengaruh Covid-19, Harga Timah Nanjak!
(ras/ras)