Meski Anjlok 2%, Harga Timah Diyakini Bakal Bangkit

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 May 2022 16:18
A truck passes through a tin mining area of Indonesia's PT Timah in Pemali, Bangka island, Indonesia, July 25, 2019. REUTERS/Fransiska Nangoy
Foto: Sebuah truk melewati area penambangan timah PT Timah di Indonesia di Pemali, Pulau Bangka, Indonesia, 25 Juli 2019. REUTERS / Fransiska Nangoy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia tertekan dari kekhawatiran lockdown di China akan mengganggu permintaan dari konsumen timah terbesar di dunia tersebut.

Pada Senin (9/5/2022) pukul 15:40 WIB harga timah dunia tercatat US$ 38.500/ton, anjlok 2,14% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Harga timah dunia melemah 6,68% sepanjang April. Penyebabnya pasokan timah secara mengejutkan mulai memenuhi gudang-gudang.

Padahal permintaan timah tidak meningkat karena harga yang mahal. Persediaan timah di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) melonjak 43,6% menjadi 3.030 ton.

Selain itu, harga timah juga tertekan dari kekhawatiran lockdown di China akan mengganggu permintaan dari konsumen timah terbesar di dunia tersebut. Strategi nol Covid-19 di China dan lockdown sangat berdampak pada rantai pasokan timah. 

Di sisi penawaran, MSC, produsen asal Malaysia, mengharapkan untuk mengoperasikan pabrik peleburan Pulau Indah yang baru dan modern pada awal 2022. Ini akan menggantikan pabrik peleburan yang tidak efisien di Butterworth.

Pabrik Pulau Indah memiliki kapasitas 50% lebih besar dari Butterworth dan dilengkapi dengan teknologi peleburan mutakhir dari tungku tombak terendam atas yang menghemat biaya sebesar 30%. Hal ini akan memungkinkan peningkatan yang signifikan produksi.

Sementara itu, ekspor timah Indonesia pada bulan Maret 2022 naik melesat 10,45% dibandingkan tahun 2021 (year-on-year/yoy) menjadi 6.674,91 ton. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari, di mana ekspor mencapai 1.216,44 ton.

Fitch Solution memperkirakan permintaan China akan meningkat pada semester II yang akan mampu menstabilkan harga. Selain itu, penguncian di China juga bertindak untuk membatasi pasokan, dengan China menjadi produsen timah terbesar di dunia, yang pada akhirnya akan mendorong harga ke keseimbangan dalam beberapa bulan mendatang.

Selain itu, otoritas China diharapkan mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang longgar sepanjang tahun pada 2022. Hal ini merangsang aktivitas dan pertumbuhan ekonomi, yang akan membantu meningkatkan permintaan timah.

"Kami mengharapkan permintaan dari sektor konsumen dan otomotif untuk mendukung permintaan timah Cina," tulis Fitch Solution dalam laporannya.

Fitch Solution memprediksi rata-rata harga timah dunia sebesar US$ 42.000/ton. Naik 35% dibandingkan rata-rata harga pada tahun 2021 sebesar US$ 31.172/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Meluber, Harga Timah Menjauh dari Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular