
Produksi Pabrik Jepang Diramal Lesu, Harga Karet Layu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet melemah pada perdagangan hari ini karena pandangan negatif pemerintah Jepang terhadap produksi pabrik menyusul adanya hantaman virus Corona (Coronavirus Disease-209/Covid-19).
Pada Senin (20/6/2022) harga karet yang diperdagangkan di bursa berjangka Jepang ditutup di JPY 254,1/kg, turun 0,35% dibandingkan dengan posisi terakhir.
Karantina wilayah di pusat bisnis China, Shanghai, berdampak besar pada produksi pabrik Jepang. Ini karena timbulnya gangguan pasokan suku cadang industri.
Dalam sebuah pertemuan, pemerintah Jepang mengatakan pertumbuhan produksi pabrik akan terhenti. Meskipun mulai ada pelonggaran di beberapa wilayah China, ketidakpastian dalam pemulihan ekonomi kemungkinan masih akan membebani produksi.
Pandangan negatif dari pemerintah Jepang tentang produksi pabrik menjadi sentimen negatif bagi karet. Sebab karet adalah salah satu bahan baku pabrik utama. Kegunaannya adalah menjadi bahan baku bagi industri otomotif, seperti dalam pembuatan ban.
Oleh karena itu jika produksi pabrik menurun, permintaan akan karet pun bisa ikut turun. Saat permintaan turun, harga akan mengikuti.
Selain itu, hujan yang mulai mereda di produsen utama Thailand membuat pasokan akan kembali pulih.
"Hujan lebih sedikit dan banjir lebih sedikit di Thailand, yang mengarah ke ekspektasi bahwa pasokan bahan mentah akan meningkat," kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.
Thailand adalah produsen terbesar di dunia dengan produksi 4,37 juta ton karet alam pada tahun 2020, berdasarkan data Statista. Sehingga, produksinya dapat mempengaruhi harga karet.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraca Dagang Jepang Jeblok, Harga Karet Anjlok