
Jelang Rilis Suku Bunga The Fed, Dow Futures Kompak Hijau!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu (15/6/2022), di mana investor masih menunggu aksi agresif bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk meredam inflasi.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 160 poin atau menguat 0,53%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing sebesar 0,6% dan 0,71%.
Indeks S&P 500 mengalami penurunan selama lima hari beruntun kemarin, anjlok lebih dalam ke bear market (zona penurunan). Indeks acuan tersebut jatuh lebih dari 4% pekan ini dan berada 22% dari rekor tertingginya di Januari. Indeks blue-chip Dow Jones ambles 150 poin dan juga mengalami penurunan selama lima hari beruntun. Sedangkan, Nasdaq berakhir lebih tinggi kemarin.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mengumumkan hasil pertemuan pada hari ini. Pasar bertaruh dengan peluang lebih dari 95% terhadap kenaikan suku bunga 75 basis poin dan menjadi yang terbesar sejak 1994, jika mengacu pada FedWatch.
Meningkatnya prediksi pasar tersebut terjadi setelah munculnya berita bahwa pejabat utama The Fed sedang mempertimbangkan langkah agresifnya menyusul rilis inflasi yang panas serta memburuknya prospek ekonomi.
"Perubahan prediksi dari 50 basis poin menjadi 75 bp mencerminkan kenyataan yang nyata, tapi juga mencerminkan tekad The Fed untuk menggarisbawahi komitmennya terhadap mandatnya untuk menjaga stabilitas harga," tutur Kepala Perencana Ekuitas LPL Financial Quincy Krosby dikutip dari CNBC International.
Ketua The Fed Jerome Powell juga akan menggelar konferensi pers pukul 02:30 sore waktu setempat mengekor keputusan The Fed. Investor masih akan mengamati nadanya terhadap langkah The Fed selanjutnya. The Fed akan merilis proyeksi inflasi, acuan suku bunga, dan PDB.
Imbal hasil (yield) obligasi melonjak dramatis pekan ini. Yield obligasi tenor 2 tahun yang lebih sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter telah naik 40 bp pekan ini dan menyentuh level tertingginya sejak 2007. Sedangkan, yield obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan, naik lebih dari 30 bp ke 3,48% untuk pertama kalinya sejak April 2011.
Menurut Bill Ackman, pemilik sekaligus Manajer Portfolio Pershing Square, mengatakan bahwa The Fed telah membiarkan inflasi tidak terkendali. Akibatnya, pasar ekuitas dan kredit telah kehilangan kepercayaan pada The Fed.
"Kepercayaan pasar dapat pulih jika The Fed mengambil tindakan agresif dengan kenaikan 75 bp besok dan Juli. Serta, membuat komitmen untuk kenaikan agresif sampai inflasi jinak," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?