Harga Timah Melejit 1%, Awas! Rawan Longsor
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia mencoba bangkit setelah turun 17% hanya dalam empat hari perdagangan terakhir. Namun, tampaknya ini hanya sementara.
Pada Rabu (15/6/20220 pukul 16.45 WIB harga timah dunia tercatat US$ 31.665/ton, naik 1,84% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Para investor memanfaatkan harga yang murah untuk membeli timah. Sehingga harga pun turut terungkit. Namun, Kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi Chinadan kenaiakn suku bunga masih membayangi harga timah.
Para pelaku pasar melihat ekonomi hina akan melambat seiring dengan lockdown yang kembali diterapkan di beberapa wilayah Shanghai.
Penutupan sebagian wilayah di Shanghai menjadi sentimen negatif bagi pasar timah. Sebab, permintaan dari China berpotensi melemah. Ketika permintaan turun, harga akan mengikuti.
China sendiri adalah konsumen timah terbesar di dunia.Konsumsi timah China mencapai 216.200 ton pada tahun 2020, melansir Statista. Sehingga permintaan dari Negeri Panda tersebut dapat berpengaruh terhadap harga timah dunia.
"Prospek logam dalam waktu dekat kemungkinan akan tetap tertekan. Pasar China sedang menuju ke periode pelemahan dalam beberapa minggu mendatang, di atas ancaman penguncian baru dan ekonomi yang lesu," ujar Paul Adkins dari AZ Global Consulting.
Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga juga direspon negatif oleh pasar timah. Naiknya suku bunga dipandang investor dapat mengerem laju pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini dikhawatirkan akan memangkas permintaan global untuk timah.
"Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah karena bank sentral menaikkan suku bunga membebani sentimen di pasar logam dasar," kata ahli strategi komoditas di ANZ dalam sebuah catatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)