
Permintaan China Lesu, Harga Timah Madesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan karantina wilayah di China berdampak pada ekspor timah dari Indonesia yang turun. Harga timah turut tertekan karena lemahnya permintaan dari Negeri Dim Sum.
Pada Senin (13/6/2022) pukul 14:15 WIB harga timah dunia tercatat US$ 34.450/ton, anjlok 2,31% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
Penguncian (lockdown) kembali diterapkan di beberapa wilayah Shanghai. Kebijakan ini dikeluarkan seiring ditemukannya empat kasus Covid-19 baru bergejala pada Rabu (8/6/2022).
Minhang yang menjadi rumah bagi 2 juta orang akan 'digembok' selama dua hari. Sementara penduduk akan menjalani tes asam nukleat untuk mengetahui tingkat infeksi pada 11 Juni nanti.
Perlu diketahui, China memegang prinsip zero Covid. Hal ini memungkinkan lockdown meskipun jumlah kasus terinfeksi terbilang sedikit.
Penutupan sebagian wilayah di Shanghai jadi sentimen negatif bagi pasar timah. Penyebabnya permintaan dari China berpotensi melemah.
Tanda-tandanya sudah terlihat dari rilis ekspor timah Indonesia pada Mei. Indonesia mengekspor 5.283,46 ton timah olahan, turun 42,8% dari volume bulan sebelumnya. Ekspor juga turun 1,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data Kementerian Perdagangan.
Bagi Indonesia, ekspor timah ke China menjadi terbesar dibandingkan ke negara lainnya. Kontribusinya mencapai 32% dari total ekspor timah Indonesia.
China sendiri adalah konsumen timah terbesar di dunia. Konsumsi timah China mencapai 216.200 ton pada tahun 2020, melansir Statista. Sehingga permintaan dari Negeri Panda tersebut dapat berpengaruh terhadap harga timah dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melesat! Harga Timah 'Terbang' 3% Lebih