Harga Timah Anjlok 17% dalam 4 Hari! Kok Bisa?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 14/06/2022 16:55 WIB
Foto: Sebuah truk melewati area penambangan timah PT Timah di Indonesia di Pemali, Pulau Bangka, Indonesia, 25 Juli 2019. REUTERS / Fransiska Nangoy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia tercatat turun 17% hanya dalam empat hari perdagangan. Kekhawatiran investor akan pemulihan ekonomi China karena lockdown jadi beban laju harga timah.

Pada Selasa (14/6/2022) pukul 16:30 WIB harga timah dunia tercatat US$ 30.800/ton, anjlok 6,37% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi China jadi perhatian para pelaku pasar. Penguncian (lockdown) kembali diterapkan di beberapa wilayah Shanghai.

Kebijakan ini dikeluarkan seiring ditemukannya empat kasus Covid-19 baru bergejala pada Rabu (8/6/2022). Perlu diketahui, China memegang prinsip zero Covid. Hal ini memungkinkan lockdown meskipun jumlah kasus terinfeksi terbilang sedikit.

Penutupan sebagian wilayah di Shanghai jadi sentimen negatif bagi pasar timah. Penyebabnya permintaan dari China berpotensi melemah.

China sendiri adalah konsumen timah terbesar di dunia. Konsumsi timah China mencapai 216.200 ton pada tahun 2020, melansir Statista. Sehingga permintaan dari Negeri Panda tersebut dapat berpengaruh terhadap harga timah dunia.

"Prospek logam dalam waktu dekat kemungkinan akan tetap tertekan. Pasar China sedang menuju ke periode pelemahan dalam beberapa minggu mendatang, di atas ancaman penguncian baru dan ekonomi yang lesu," ujar Paul Adkins dari AZ Global Consulting.

Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga juga direspon negatif oleh pasar timah. Naiknya suku bunga dipandang investor dapat mengerem laju pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini dikhawatirkan akan memangkas permintaan global untuk timah.

"Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah karena bank sentral menaikkan suku bunga membebani sentimen di pasar logam dasar," kata ahli strategi komoditas di ANZ dalam sebuah catatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Royalti Naik, Investasi ke Industri Timah Banyak Tertunda