
Bunga Fed Bisa Naik 75 Bps, Perak Rawan Karam

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia mencoba bangkit setelah pada perdagangan kemarin jatuh 3% lebih. Mata uang dolar AS melemah turut mendukung harga perak dunia.
Pada Selasa (14/6/2022) pukul 16:10 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 21.12/ons, naik 0,33% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama lainnya) tercatat 104.74, turun 0,32% dari puncak tertinggi sejak 2002. Hal ini membuat tekanan harga perak berkurang.
Mata uang dolar melandai menjadi sentimen bagi perak yang dibanderol dengan greenback menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Meski menguat, laju harga perak dunia diselimuti kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) karena tingginya inflasi.
Data inflasi yang lebih panas dari perkiraan membuat para pedagang melihat kemungkinan suku bunga The Fed akan naik 75 basis poin dalam pertemuan The Fed minggu ini.
Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME group, di mana ada probabilitas sebesar 98,1% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5-1,75%.
![]() |
Jika itu terjadi, artinya The Fed lebih agresif dari lagi, sebab pada bulan lalu sang ketua Jerome Powell menyatakan suku bunga akan dinaikkan sebesar 50 basis poin.
Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif akan menambah biaya peluang perak sebagai aset yang tidak memiliki imbal hasil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terus Menukik, Harga Perak Turun 6 Hari Beruntun!