
Dolar Mulai Kalem, Harga Tembaga Cuma Turun Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau melemah tipis pada perdagangan hari ini karena mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang melandai mengurangi tekanan harga.
Pada Selasa (14/6/2022) pukul 15:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.318,5/ton, turun tipis 0,06% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama lainnya) tercatat 104.74, turun 0,32% dari puncak tertinggi sejak 2002. Hal ini membuat tekanan harga tembaga berkurang.
Mata uang dolar yang tinggi menekan tembaga yang dibanderol dengan greenback karena membuatnya menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah karena bank sentral menaikkan suku bunga membebani sentimen di pasar logam dasar," kata ahli strategi komoditas di ANZ dalam sebuah catatan.
"Menyusul pelonggaran beberapa pembatasan dalam beberapa pekan terakhir, pasar diingatkan akan naik roller coaster ketika pihak berwenang di Shanghai menyegel sebuah distrik untuk pengujian massal. Wabah kecil Covid-19 ini dapat menghambat pemulihan ekonomi dan membebani permintaan," tambahnya.
Meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve/The Fed, minggu ini akan menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan sebelumnya membuat investor cemas.
Kenaikan suku bunga dikhawatirkan akan jadi penghambat pemulihan ekonomi dunia. Efeknya bisa terasa hingga tembaga.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Terlalu Perkasa, Tembaga Merana