Simak! PMN Garuda, Dividen CMRY-ACES Hingga Delisting POOL
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan terakhir pekan lalu dengan koreksi di zona merah. IHSG melemah 1,34% ke level 7.086,65. IHSG terlempar dari level psikologis 7.100. Asing net sell Rp 360 miliar di pasar reguler.
Indeks konsisten bergerak di zona negatif sejak awal perdagangan dibuka dengan level terendah di 7.051 dan tertinggi di 7.160. Saham paling banyak dilepas asing adalah BBNI dan BBCA dengan net sell masing-masing Rp 235 miliar dan Rp 116 miliar.
Namun asing memborong saham BMRI dan BBRI dengan nilai net buy masing-masing Rp 230 miliar dan Rp 58 miliar.
Sebelum memasuki perdagangan pekan ketiga (13/6/2022), yuk simak kabar emiten berikut ini:
1. Diam-Diam Astra (ASII) Kembali Borong Saham RS Hermina
Salah satu konglomerasi terbesar Indonesia dengan bisnis terdiversifikasi, PT Astra International Tbk (ASII), kembali menambah kepemilikan sahamnya di emiten kesehatan pengelola RS Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Hal tersebut diketahui dari pembaharuan data pemegang saham oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Hingga akhir perdagangan Kamis (9/6) kemarin saham HEAL yang digenggam ASII bertambah dan mencapai 747,46 juta saham atau setara dengan 5,01% kepemilikan.
Artinya sejak pertama kali masuk ke HEAL lewat mekanisme private placement awal April lalu, Astra terus menambah porsi sahamnya. Kala itu Astra mengeluarkan Rp 45 miliar untuk memperoleh 30 juta saham baru HEAL yang ditawarkan di harga Rp 1.500/saham.
Saham tersebut mulai dicatat tanggal 7 April dan akibat aksi tersebut, jumlah saham beredar ikut meningkat menjadi 14,92 miliar saham. Artinya pasca private placement kepemilikan saham Hermina oleh Astra hanya 0,20%.
Perusahaan masih belum menyingkap secara rinci sejak kapan Astra mengakumulasi saham HEAL. Akan tetapi batas 5% yang mengharuskan pengungkapan nama pemegang saham ke publik terjadi pasca perdagangan Kamis (9/6) lalu.
Sebelumnya, Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam konferensi pers usai menggelar RUPS Tahunan berkata, kesehatan menjadi salah satu sektor yang diperhatikan perusahaan karena dianggap memiliki prospek cerah.
2. Ini Alasan PMN Rp 7,5 T Buat Garuda Belum Cair
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mengungkapkan, saat ini pemerintah masih belum berencana untuk mencairkan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 7,5 triliun.
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN, Meirijal Nur menjelaskan alasan pemerintah belum mencairkan PMN kepada Garuda Indonesia, karena masih menunggu perkembangan hasil proses restrukturisasi utang atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang dilakukan Garuda Indonesia.
"Kami tunggu bagaimana keputusan hasil PKPU dan menunggu perjanjian di PKPU dan apa komitmennya. Apabila disetujui, pemerintah akan coba lihat apa yang coba bisa diberikan pemerintah untuk penyelamatan Garuda Indonesia," jelas Meirijal dalam media briefing, Jumat (10/6/2022).
Seperti diketahui, Pengadilan Negeri Jakarta berencana untuk mengumumkan putusan PKPU Garuda pada 20 Juni 2022. Emiten berkode GIAA sebelumnya juga telah mengajukan dua kali penangguhan jadwal PKPU dalam upaya menyelesaikan renegosiasi dengan para krediturnya.
DJKN juga belum dapat memastikan, kapan PMN untuk Garuda Indonesia dicairkan, jika hasil PKPU restrukturisasi Garuda Indonesia telah disetujui nantinya.
Sebelumnya Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan Garuda Indonesia berencana untuk melaksanakan rights issue sebagai salah satu sumber pendanaan, apabila prospek PKPU telah mencapai perdamaian dan homologasi.
3. PP-LG Energy Garap Baterai Listrik di Batang, Ini Progresnya
Emiten konstruksi dan investasi PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ikut menggarap rencana tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City.
KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektar. Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 (tiga) kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.
Direktur Utama PT PP Novel Arsyad mengungkapkan, LG Energy Solution masuk ke dalam pengembangan KIT Batang Tahap Kedua untuk merealisasikan rencana investasi industri baterai listrik terintegrasi tahap kedua. Hal itu dilakukan menyusul acara groundbreaking fasilitas sel baterai senilai total US$ 1,1 miliar yang dilaksanakan di Karawang, Jawa Barat pada bulan September 2021 lalu.
Seperti diketahui, LG Energy Solution menjadi bagian dari LG Chem anak perusahaan dari LG Group yang berasal dari Korea Selatan. Perusahaan tersebut akan menempati lahan seluas 275 (dua ratus tujuh puluh lima) hektar di mana akan menerapkan teknologi terbaru konsorsium LG.
Nantinya, proyek grand package ini akan memberikan kontribusi utama bagi industri baterai sekunder global dalam 26 tahun ke depan. Pemerintah Indonesia sendiri ingin membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik yang besar di Indonesia mencakup produksi dari hulu sampai ke hilir.
Ekosistem tersebut dimulai dari penambangan nikel kemudian smelter hingga refinery sampai dengan pembangunan industri katoda dan prekursor kemudian masuk ke lithium baterai, EV baterai, baterai listrik hingga mobil listrik. Setelah mobil listrik masih terdapat tambahan lagi, yaitu recycle baterai listriknya sehingga hal tersebut benar-benar dijalankan dari hulu ke hilir di Indonesia.
"Dengan hadirnya LG Energy Solution membuktikan bahwa KIT Batang memiliki banyak keunggulan dan potensi yang memikat para Investor Raksasa untuk menanamkan modalnya di sana. Hal tersebut tentunya akan memberikan banyak dampak positif bagi perekonomian Indonesia," ujarnya dalam keterangan yang diterima oleh CNBC Indonesia, dikutip Jumat (10/6/2022).
4. MDKA Turunkan Target Produksi Emas di 2022, Ini Alasannya
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menargetkan produksi emas dapat mencapai kisaran 100.000 ounces hingga 120.000 ounces emas pada tahun ini. Angka tersebut setidaknya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produksi tahun lalu yang mencapai 125.000 ounces emas.
Wakil Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Simon James Milroy menyadari bahwa produksi di tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Hal ini terjadi lantaran berbagai faktor.
Menurut dia penurunan target produksi pada tahun ini terjadi karena faktor penambangan yang sudah semakin dalam. Di samping itu, kadar gram emas yang perusahaan gali dibandingkan tahun lalu juga mengalami penurunan.
"Tahun sebelumnya di kadar 0,9-0,8 gram dan tahun ini di kadar 0,61 gram per ton emas," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (10/6/2022).
Untuk diketahui, sepanjang 2022 Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan memproduksi pada kisaran 100.000 ounces hingga 120.000 ounces emas dengan AISC sebesar US$ 1.000 per ounce hingga US$ 1.100 per ounce, setelah dikurangi kredit perak.
Per 31 Maret 2022, sebanyak 49.217 ounces emas di-lindung nilai dengan harga rata-rata US$ 1.864 per ounce untuk periode April 2022 sampai dengan Juni 2023.
5. Medco Patok Belanja Modal US$ 325 Juta, Dividen Rp 15-20/unit
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membagikan panduan perseroan untuk tahun 2022. Untuk alokasi belanja modal, total sebesar US$ 325 juta, terdiri dari belanja modal minyak dan gas US$ 275 juta dan ketenagalistrikan US$ 50 juta.
Angka US$ 325 juta tersebut meningkat 185% dari realisasi 2021 yang sebesar US$ 114 juta.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi minyak dan gas 160 mboepd, meningkat dari tahun 2021 yang sebesar 94 mboepd.
Medco juga menargetkan penjualan ketenagalistrikan 3.500 GWh, meningkat dari 2.718 GWh pada 2021. Selanjutnya, biaya produksi minyak dan gas ditargetkan di bawah US$ 10/boe, dari 2021 yang sebesar US$ 9,8 per boe.
Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk mengumumkan kinerja keuangan tahun 2021 yang telah di audit.
"Dengan senang saya laporkan kinerja keuangan yang kuat seiring dengan harga dan permintaan yang pulih pasca COVID. Kinerja Perseroan memungkinkan kami untuk memberikan panduan dividen baru dan target utang yang lebih rendah. Panduan baru untuk dividen tahunan sebesar Rp 15-20 per lembar saham," ujar CEO Medco Energi Roberto Lorato dalam keterangan resmi dikutip, Jumat (10/6/2022).
6. Laba BUMN Tembus Rp 126 T, BRI Jadi Penyumbang Terbesar
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi kontributor laba terbesar bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) di 2021.
Sebelumnya pada Rapat Dengar Pendapat dengan DPR, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan laba BUMN pada 2021 mencapai Rp 126 triliun, tumbuh 869% dibandingkan 2020 senilai Rp 13 triliun.
BRI menjadi BUMN yang mencatatkan laba tertinggi sebesar Rp 32,22 triliun pada 2021 atau setara 25,5% dari total laba seluruh BUMN di 2021.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan apresiasi terhadap pencapaian Kementerian BUMN yang berhasil mendorong kinerja seluruh perusahaan BUMN melalui transformasi di tengah kondisi pemulihan ekonomi pasca pandemi.
"Transformasi yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN terbukti memberikan dampak positif terhadap BRI dan seluruh perusahaan BUMN secara umum, oleh karenanya transformasi ini akan terus kami perkuat untuk menjaga keberlanjutan bisnis ke depan," kata Sunarso dalam siaran resmi, Jumat (10/6/2022).
Sunarso mengungkapkan penopang utama pertumbuhan laba BRI di sepanjang 2021 terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan. Saat bersamaan BRI mampu mengelola portfolio mix dan kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset.
"Raihan laba BRI membuktikan perseroan dapat terus create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang," ujarnya.
Sebagai bentuk economic value creation yang diusung perseroan, BRI juga telah menyetorkan dana sebesar Rp 27,09 triliun kepada negara di sepanjang 201. Setoran tersebut terdiri dari pembayaran pajak senilai Rp 20,17 dan pembayaran dividen atas laba tahun buku 2020 senilai Rp 6,92 triliun.
Sejak 2019 hingga 2021 BRI telah menyetorkan pajak dan dividen kepada negara dengan jumlah total mencapai Rp 82,03 triliun.
(vap/vap)