Shanghai 'Digembok' Lagi, Harga Batu Bara Bakal Susah Naik

Maesaroh, CNBC Indonesia
13 June 2022 07:00
Tambang batu bara PT Adaro Indonesia
Foto: Adaro Energy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara diperkirakan masih tertekan pada pekan ini setelah ambruk nyaris 12% pekan lalu. Harga diramal melemah karena pasar khawatir dengan dampak kenaikan kasus Covid-19 di China dan kembali digemboknya Shanghai.

Pekan lalu, harga batu hitam ambruk 11,7% setelah sempat melonjak 5,5% pada pekan sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, harga batu bara hanya sekali mencatatkan kenaikan harga yakni pada Senin (6/6/2022), selebihnya batu bara terus turun.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga batu bara ditutup melemah US$ 345 per ton yang merupakan harga terendah sejak 4 Mei 2022 atau lebih dari lima pekan terakhir. Dalam sebulan, harga batu bara juga telah melemah 1,1% sementara dalam setahun masih melesat 178,4%.

Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi memperkirakan harga batu bara akan kembali tertekan pada pekan ini karena lockdown di China. "Ke depan mungkin masih akan tertekan karena China ada indikasi kembali lockdown," tuturnya kepada CNBC Indonesia.

Impor batu bara China turun 16% pada Januari-April tahun ini, salah satunya karena lockdown di sejumlah kota pada April-Mei lalu. China memperketat kembali mobilitas masyarakat di Beijing dan Shanghai, dua kota terbesar di negara tersebut menyusul kenaikan kasus Covid-19.

China melaporkan tambahan kasus Covid-19 sebanyak 275 pada Sabtu (11/6/2022). Jumlah tersebut naik dibandingkan yang dilaporkan pada hari sebelumnya yakni 210.

Kota Shanghai di-lockdown kembali karena pemerintah setempat melakukan tes massal. Lockdown dilakukan hanya 10 hari setelah kota tersebut dibuka sepenuhnya. Pada April-Mei 2022, Shanghai juga di-lockdown seiring naiknya kasus di China.

Sebanyak 14 dari 16 distrik di Shanghai melakukan tes masal pada Sabtu lalu. Tes masal akan kembali dilakukan di distrik lain sepanjang Senin-Rabu pekan ini.
Lima dari 16 distrik tersebut juga telah melarang warganya untuk meninggalkan rumah selama tes masal dilakukan.

Kembali ditutupnya Shanghai yang menjadi pusat bisnis China tentu saja kembali mengkhawatirkan investor dan pelaku pasar karena pembatasan mobilitas bisa memperlambat pemulihan ekonomi Negara Tirai Bambu serta permintaan batu bara.

Kendati demikian, pasokan batu bara global yang belum sepenuhnya pulih bisa membantu pergerakan batu hitam ke depan. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI),Hendra Sinadia, mengatakan jika pasokan di beberapa negara produsen utama belum maksimal sementara permintaan masih tinggi maka batu bara berpeluang naik.

"Kabarnya ada peningkatan demand (batu bara Indonesia) tapi realisasinya kita baru bisa lihat dari data data riil," tutur Hendra, kepada CNBC Indonesia.

Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan produksi batu bara Indonesia, termasuk Bumi, masih terkendala cuaca sehingga belum maksimal. Pada periode Januari-Maret tahun ini, produksi batu bara Bumi mencapai 16,3 ton, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 19,3 juta ton.

"Fenomena La Nina dan hujan deras kemungkinan akan berlangsung hingga akhir Juni. Kita baru bisa menaikkan produksi jika cuaca normal," tuturnya, kepada CNBC Indonesia.

Musim hujan di Indonesia berlangsung lebih lama tahun ini sebagai dampak La Nina. Hujan deras bahkan terjadi setiap hari di sebagian wilayah pada Juni, di mana Indonesia biasanya sudah memulai musim kemarau.

Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara thermal di dunia. Hujan deras bisa mengganggu proses penambangan di kantong-kantong utama penghasil batu bara seperti Kalimantan. Padahal, perusahaan batu bara Indonesia tengah menikmati derasnya permintaan dari sejumlah negara, termasuk India.

Dilansir dari Reuters, BUMN tambang India Coal India pada Jumat (10/6/2022) telah mengumumkan tender impor sebanyak 6 juta batu bara untuk pembangkit listrik untuk 12 bulan ke depan. Sehari sebelumnya, Coal india juga mengumumkan tender impor 2,42 juta batu bara untuk pengiriman Juli-September.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Mendadak Labil, Seperti Naik Roller Coaster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular