Harga Batu Bara Jeblok Nyaris 12%, Semua Gara-gara Ini!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 June 2022 14:40
Tambang batu bara di  Ahmedabad, India
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara jeblok di pekan ini. Sebabnya, permintaan dari China yang mengalami penurunan tajam. Meski demikian, sepanjang tahun ini harga batu bawa masih meroket lebih dari 125%.

Melansir data Refinitiv, sepanjang pekan ini baru bara acuan Ice Newcastle untuk kontrak dia bulan ke depan jeblok hingga 11,7% ke US$ 345/ton, dan berada di level terendah dalam 5 pekan terakhir. Dalam 5 hari perdagangan, batu bara hanya menguat pada Senin (6/6/2022), setelahnya merosot 4 hari beruntun.

Negeri Tirai Bambu merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia sehingga permintaan dari mereka akan sangat menentukan gerak harga batu bara.

Berdasarkan data kantor Administrasi Kepabeanan China, Negara Tirai Bambu mengimpor 20,55 juta ton batu bara pada Mei tahun ini. Jumlah tersebut turun 12,7% dibandingkan April 2022 dan menyusut 2,3% dibandingkan Mei tahun lalu.

Secara keseluruhan, impor batu bara China pada Januari-April mencapai 95,96 juta ton, turun 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,

Impor batu bara China anjlok karena turunnya permintaan dari pembangkit listrik serta lockdown di negara tersebut yang membuat aktivitas bisnis melandai.

Per 1 Juni lalu, pemerintah China memang sudah membuka 'gembok' di sejumlah wilayah, karantina wilayah (lockdown) resmi dicabut.

Namun dalam hitungan hari, lockdown datang lagi. Distrik Minhang di Shanghai kembali 'dikunci' karena kenaikan kasus positif harian Covid-19. 

China memiliki kebijakan zero Covid-19, begitu terjadi kenaikan kasus di suatu wilayah maka akan langsung di-lockdown. Dengan kebijakan tersebut, outlook impor batu bara tentunya sulit diprediksi, yang membuat harganya berfluktuasi.

Dari sisi konsumsi batu bara, secara harian pembangkit listrik di delapan wilayah China tercatat 1,6 juta ton pada akhir Mei, turun 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) mengatakan pasokan batu bara pada pembangkit listrik China mencapai 159 juta ton pada akhir Mei, naik 50 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasokan tersebut cukup untuk kebutuhan 32 hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Mendadak Labil, Seperti Naik Roller Coaster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular