
Satu Kata untuk Harga Timah: Gelap!

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa wilayah di Shanghai kembal harus di-lockdown menyusul kenaikan kasus Covid-19. Dampaknya pun terasa hingga ke harga timah yang melemah pada perdagangan hari ini.
Pada Jumat (10/6/2022) pukul 17.00 WIB harga timah dunia tercatat US$ 36.740/ton, turun 0,79% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Beberapa wilayah di Shanghai dan Beijing akan kembali melakukan karantina wilayah (lockdown) baru, Kamis (9/6/2022). Kebijakan ini dikeluarkan seiring ditemukannya empat kasus Covid-19 baru bergejala pada Rabu (8/6/2022).
Minhang yang menjadi rumah bagi 2 juta orang akan 'digembok' selama dua hari. Sementara penduduk akan menjalani tes asam nukleat untuk mengetahui tingkat infeksi pada 11 Juni nanti.
Perlu diketahui, China memegang prinsip zero Covid. Hal ini memungkinkan lockdown meskipun jumlah kasus terinfeksi terbilang sedikit.
Penutupan sebagian wilayah di Shanghai jadi sentimen negatif bagi pasar timah. Penyebabnya permintaan dari China berpotensi melemah.
Terlebih lagi China adalah konsumen timah terbesar di dunia. Konsumsi timah China mencapai 216.200 ton pada tahun 2020, melansir Statista. Sehingga permintaan dari Negeri Panda tersebut dapat mengungkit hargatimahdunia.
Fitch Solution dalam riset terbarunya memproyeksikan pertumbuhan permintaan timah dunia akan lebih lambat dibanding produksi. Diperkirakan pertumbuhan konsumsi akan mencapai 2% pada tahun ini menjadi 373.000 ton.
Sementara produksi logam timah dunia akan tumbuh 5,3% pada tahun 2022 menjadi 418.000 ton.
Alhasil pasar timah dunia diperkirakan terjadi surplus pada tahun 2022 sebesar 45.000 ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melesat! Harga Timah 'Terbang' 3% Lebih