Mau Rights Issue, Intip Gerak Saham ADHI WSKT BBTN SMGR KRAS
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada 5 emiten saham pelat merah yang berencana melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue (RI).
Kelima BUMN tersebut adalah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).
SIG atau Semen Indonesia akan melakukan Rights Issue dengan inbreng Semen Batu Raja pada Semen Indonesia melalui skema Rights Issue. Saat ini kepemilikan pemerintah di SIG mencapai 51,01% yang tidak akan berubah porsi meski pasca privatisasi.
Sementara itu, Waskita Karya juga akan melakukan rights issue dengan kepemilikan saham pemerintah mencapai 75,35% dan publik 24,65%. Adapun usai Rights Issue, porsi pemerintah akan berkurang menjadi 66,04% dan publik 33,96%. Rights Issue ini terkait dengan alokasi PMN TA 2022 sebesar Rp 3 triliun.
Adhi Karya juga akan melakukan rights issue dengan target dana Rp 1,98 triliun. Rights Issue Adhi menjadi yang terendah dari BUMN lainnya. Selanjutnya, Rights Issue BTN terkait alokasi PMN TA 2022 sebesar Rp 2,98 triliun yang rencananya akan digunakan untuk cadangan pembiayaan investasi.
Terakhir, rights issue Krakatau Steel yang akan membuat porsi jumlah saham pemerintah berkurang dari 80% menjadi 60%. Dana Rights Issue Krakatau Steel akan digunakan untuk pembayaran utang dan pengembangan usaha.
Lantas bagaimana prospek saham-saham emiten BUMN tersebut?
Hingga sesi I perdagangan Rabu (8/6/2022) empat dari lima saham tersebut tercatat mengalami penguatan. Hanya saham BBTN yang mengalami koreksi.
Emiten Harga Sesi I Perubahan
SMGR 7.175 +0,35%
KRAS 386 +0,52%
ADHI 760 +5,56%
WSKT 570 +2,70%
BBTN 1.640 -1,80%
Konteks dari setiap Rights Issue (RI) harus dipahami betul untuk melihat dampak yang akan ditimbulkan terhadap bisnis perseroan maupun harga sahamnya.
Secara sederhana dana RI merupakan tambahan modal dari pemegang saham atau investor. Penggunaan dana tersebut tentu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perseroan.
Dalam kasus RI untuk ekspansi usaha baik organik maupun inorganik akan menjadi sentimen positif untuk harga sahamnya.
Namun jika penggunaan dana tersebut dialokasikan untuk melakukan deleveraging atau pengurangan utang maka juga bagus hanya saja akan menjadi kurang efisien dan kurang produktif.
Pada kasus rights issue BUMN di sektor konstruksi masih terkait dengan story tentang tingginya rasio utang perusahaan seperti WSKT dan ADHI. Tingginya rasio utang juga dialami oleh KRAS.
Di sisi lain dalam melihat RI kali ini juga perlu dicermati appetite dari publik nantinya karena dalam beberapa kasus seperti pada KRAS dan WSKT kepemilikan pemerintah akan berkurang yang berarti membutuhkan partisipasi publik lebih besar.
Oleh sebab itu appetite dari publik juga akan sangat tergantung pada harga yang ditawarkan nantinya dan dengan pertimbangan valuasi serta prospek. Sehingga untuk menilai dampaknya terhadap harga saham masih terlalu dini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(vap/vap)