
Dari Kaesang Hingga GOTO, Simak Kabar Pasar Untuk Hari Ini

Energi Mega Persada Temukan 115 Juta Barel Minyak Baru
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menyampaikan bahwa anak usaha Perseroan yaitu, PT Imbang Tata Alam (ITA), yang merupakan operator dan pemilik 100% working interest di blok Kontrak Kerja Sama (KKS) Malacca Strait, telah mendapatkan temuan minyak baru sebesar 115 juta barel dari blok KKS Malacca Strait.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), temuan minyak baru tersebut sedang dalam proses sertifikasi oleh Gaffney, Cline & Associates, yang merupakan salah satu konsultan migas terkemuka di dunia. "Berdasarkan pekerjaan Optimisasi Pengembangan Lapangan Lanjutan ("OPLL") di Lapangan TB, ITA juga berhasil menemukan tambahan jumlah minyak di tempat sebesar 41 juta barel. Untuk itu, jumlah total penemuan minyak di tempat (Original Oil in Place) di lapangan TB dan Ringgit menjadi sebesar 156 juta barel (115 juta barel + 41 juta barel)," tulis manajemen, dikutip Selasa (7/6).
Manajemen menyebut, temuan minyak baru tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan Perseroan dalam waktu dekat. Dengan diselesaikannya aktivitas pemboran di lokasi temuan minyak baru tersebut, diharapkan ITA dapat menjadi salah satu dari 10 produsen minyak terbesar di Indonesia.
Saham BRMS Diborong Rp 1,5 T di Nego! Bakrie Jualan ke Salim?
Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diborong asing dengan nilai jumbo pada akhir pekan lalu, Jumat (7/6/2022). Dikalangan pelaku pasar ada yang menyebutkan ini merupakan transaksi penjulan saham milik Grup Bakrie ke Grup Salim.
Menurut sumber CNBC Indonesia menyebutkan ini merupakan bagian dari transaksi penjualan BRMS dari Grup Bakrie ke Grup Salim yang sejak akhir tahun lalu aktif membeli saham emiten tambang emas ini.
Data perdagangan mencatat sebanyak 6,6 miliar saham BRMS ditransaksikan di pasar negosiasi di harga rata-rata Rp 210 sehingga total nilai transaksi mencapai Rp 1,39 triliun.
Manuver Adaro Ketika Bank Mulai Bersiap Hentikan Kredit
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menyebut, rencana bank untuk mulai menghentikan kredit ke sektor energi fosil tak sampai mengganggu operasional bisnisnya. "Proyek PLTU Adaro yang sedang berjalan saat ini sudah memiliki pendanaan," ujarnya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Cuma memang, perusahaan tak abai dengan tren bisnis, terutama yang menyangkut isu perubahan iklim. ADRO bakal beradaptasi atas perubahan ini dengan mulai melirik bisnis energi baru terbarukan (EBT).
"Untuk proyek EBT, saat ini Adaro Power sedang dalam proses mengikuti tender PLTBayu 70MW di Kalimantan, dan kami juga menjadi salah satu dari dua konsorsium yg lolos kualifikasi utk tender PLT Sampah Jawa Barat," terang Nadira.
(RCI/dhf)