Melemah, Harga Timah Masih Betah di Tren Bearish

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
07 June 2022 18:20
A truck passes through a tin mining area of Indonesia's PT Timah in Pemali, Bangka island, Indonesia, July 25, 2019. REUTERS/Fransiska Nangoy
Foto: Sebuah truk melewati area penambangan timah PT Timah di Indonesia di Pemali, Pulau Bangka, Indonesia, 25 Juli 2019. REUTERS / Fransiska Nangoy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini. Tren negatif pun masih melanda pasar timah. Apa sebabnya?

Pada Selasa (7/6/2022) pukul 16.45 WIB harga timah dunia tercatat US$ 35.400/ton, melemah 0,58% dibandingkan dengan posisi kemarin.

Sejak memecahkan rekor harga tertinggi pada 8 Maret 2022 di US$ 48.650/ton, harga timah dunia berangsur turun. Sejak rekor tersebut, harga timah dunia telah turun 36,63% secara point-to-point. Bahkan harga timah sempat menyentuh level US$ 33.019/ton, terendah sejak 2021.

Tingginya harga timah di awal tahun 2022 didukung oleh kekhawatiran gangguan pasokan akibat eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Namun jika dilihat lebih dalam, harga timah merangkak di atas pondasi fundamental yang kurang kuat. Alhasil harganya pun turun.

Dari sisi pasokan, dalam 4 bulan pertama impor bijih timah China mencapai 104.541 ton. Jumlah ini naik 72,13% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 (year-on-year/yoy). Bahkan jumlah ini sudah setara dengan 57% dari total impor tahun 2021 sebesar 184.299 ton.

Myanmar, Republik Demokratik Kongo, dan Australia adalah pemasok utama impor bijih timah China. Sebanyak 82.673 ton bijih timah diimpor dari Myanmar dari Januari hingga April, meningkat 60,54% yoy. Sementara 9.319 ton dari Kongo (DRC), meningkat 399,41% yoy. Kemudian impor 3.816 ton dari Australia, meningkat 107,5% yoy.

Kemudian untuk timah batangan, dalam 4 bulan pertama impor China mencapai 5.999 ton. Jumlah ini naik 155,71% yoy, melewati total impor pada tahun penuh 2021 sebesar 4.894 ton.

Dari sisi lainnya, permintaan luar negeri berangsur-angsur melemah setelah memasuki tahun 2022. Stok timah LME, misalnya, sempat naik setelah sempat menyentuh titik terendah di 645 mt pada 2 November 2021, dan tercatat 2.935 mt pada 1 Juni 2022, menunjukkan kontraksi permintaan timah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melesat! Harga Timah 'Terbang' 3% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular