Gak Cuma Dolar AS, Rupiah Juga Libas Mata Uang di Benua Biru!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
02 June 2022 12:46
A pound coin is placed on broken glass and EU flag in this illustration picture taken January 28, 2019. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: Ilustrasi koin Poundsterling (REUTERS / Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bukan hanya berhasil melibas dolar Amerika Serikat (AS), tapi juga berhasil berjaya terhadap euro, poundsterling, dan dolar franc swiss, pada perdagangan hari ini, Kamis (2/6). Penguatan rupiah juga cukup tajam.

Melansir Refinitiv, pukul 11:30 WIB, rupiah terapresiasi terhadap euro sebanyak 0,64% ke Rp 15.425/EUR dan rupiah menguat cukup tajam terhadap poundsterling 0,76% di Rp 18.071/GBP.

Dolar franc swiss yang menyandang status sebagai salah satu aset lindung nilai, juga terkoreksi terhadap Mata Uang Ibu Pertiwi sebesar 0,62% ke Rp 15.033/CHF.

Secara fundamental, rilis data ekonomi dari dalam negeri terbilang cukup apik. Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini telah mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2022, yang hasilnya sesuai ekspektasi pasar, laju inflasi mengalami perlambatan secara bulanan.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan bahwa inflasi di bulan Mei berada di 0,4% dan menurun ketimbang bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang berada di 0,95%.

Sementara itu, berita kurang sedap masih berhembus di wilayah Inggris. Deputi Gubernur Bank of England (BOE) Jon Cunliffe mengatakan pada Rabu (1/6) bahwa bank sentral melihat bukti perlambatan di pasar perumahan. Harga rumah telah meningkat pada tingkat dua digit setiap tahun tetapi ada tanda-tanda potensi perlambatan.

Pemberi pinjaman Nationwide telah menyetujui 65.974 hipotek pada bulan April, total terkecil sejak Juni 2020 dan turun dari 69.531 pada bulan Maret.

"Suku bunga yang lebih tinggi dan penurunan pendapatan riil kemungkinan akan mengurangi permintaan setelah periode kebijakan moneter yang longgar," kata Karim Haji, kepala jasa keuangan di akuntan KPMG UK yang dikutip dari Reuters.

Data tersebut menimbulkan pertanyaan baru tentang kekuatan ekonomi Inggris, di mana inflasi pada level tertinggi 40 tahun telah mendorong kepercayaan konsumen ke level rekor terendah.

Analis baru-baru ini berpendapat bahwa kenaikan suku bunga untuk melawan lonjakan inflasi adalah hal yang negatif untuk Inggris, karena mungkin merugikan ekonomi yang sudah lemah.

Hal serupa terjadi di wilayah Eropa, di mana tren melonjaknya inflasi kembali terjadi hampir di seluruh wilayah Eropa.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jerman melonjak 8,7% pada bulan Mei dari 7,8% di bulan sebelumnya dan jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya di 8%. Angka inflasi tersebut tertinggi sejak 1973 dan telah mencapai rekor tertinggi secara bulanan karena naik selama tujuh bulan beruntun.

Inflasi Perancis juga melonjak di bulan Mei ke 5,8% dari 5,4% di bulan April, sementara IHK Spanyol melesat 8,5% di bulan Mei dan melebihi dari ekspektasi pasar yang hanya di 8,1%.

Di seluruh zona Eropa, rekor kenaikan harga konsumen secara tahunan didorong oleh melonjaknya biaya energi yang melesat 39,2% dan kenaikan 7,5% pada harga makanan, alkohol, dan tembakau.

Rilis data ekonomi Indonesia yang cukup baik, ikut menopang penguatan rupiah hari ini, tidak hanya terhadap si greenback, tapi juga terhadap mata uang di Benua Biru.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jos! Rupiah Juara Terhadap Dolar AS dan Di Benua Biru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular