Eropa Krisis Pasokan Gas, Indonesia Bisa Jadi Penyelamat?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 June 2022 11:55
LNG Aquarius/Dok GTS Internasional
Foto: LNG Aquarius/Dok GTS Internasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa diyakini membidik Australia untuk memenuhi pasokan gas alam Eropa paska embargo migas Rusia. Namun tampaknya Negeri Kangguru masih berat untuk melepas gasnya ke Eropa.

Apakah ini jadi kesempatan bagi Indonesia?

Saul Kavonic, analis dari Credit Suisse, mengatakan Eropa kemungkinan besar akan mengambil banyak pasokan dari Australia. Diketahui, Rusia sebelumnya memasok hingga 40% kebutuhan gas negara itu.

"Eropa mengambil semua volume cadangan gas cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di luar sana dan setiap kapasitas regas LNG terapung cadangan. Jadi tidak ada kapasitas cadangan regas yang tersisa untuk Australia," kata Kavonic dikutip Reuters, Rabu (1/6/2022).

Australia adalah pengekspor LNG terbesar di dunia dengan pasar terbesar adalah Asia. Namun, permintaan dari Eropa diyakini akan mengurangi pasokan dari Australia. Ladang gas utamanya jauh dari Sydney dan Melbourne dan kota-kota besar lainnya di tenggara.

Untuk diketahui, Australia memasok 21,8% LNG dunia dengan 106,2 miliar meter kubik pada tahun 2020 menurut data BP Review Statistic.

Regulator persaingan Australia sebelumnya memperingatkan bahwa dengan situasi ini, tanpa impor LNG, pasar tenggara akan menghadapi kekurangan dari musim dingin 2024.

"Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa pada tahun 2026 atau 2027, kami memperkirakan kekurangan di seluruh pantai timur," Komisaris Komisi Konsumen dan Persaingan Australia Anna Brakey mengatakan pada konferensi di bulan Maret.

Indonesia yang merupakan tetangga Australia bisa saja menganggap ini sebagai peluang. Pasalnya bumi pertiwi juga merupakan salah satu eksportir gas alam cair besar dunia. Per 2020, pangsa pasar ekspor LNG Indonesia di dunia mencapai 3,4%.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif seerti dikutip detik.com mengatakan akan ada upaya untuk bisa mengalokasikan gas ke Eropa. Akan tetapi perlu sinergi antara teknologi dan pemilik modal.

"Saya bilang kita akan berupaya untuk bisa mengalokasikan, tentu saja harus melalui pengaturan kargo. Saya juga menyampaikan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk produksi yang lebih besar. Tapi untuk itu memang diperlukan kerja sama dengan pemilik teknologi dan juga pemilik modal," ujar Arifin.

Akan tetapi, tak hanya Eropa yang butuh gas saat ini. Indonesia juga butuh, sehingga menyuplai gas ke Eropa mungkin bukan pilihan Indonesia saat ini. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di World Economic Forum di Davos, Swiss, Senin (23/5/2022).

"Indonesia sendiri membutuhkan gas, terutama sekarang yang naik adalah harga pupuk. Seperti Pupuk Iskandar Muda membutuhkan banyak gas. Jadi kita lebih mementingkan kepentingan nasional," ujar Airlangga.

Berdasarkan data ESDM, pada tahun 2021 pemanfaatan gas nasional untuk industri mendominasi dengan 27,69%. Kemudian ada ekspor baik LNG maupun gas alam mencapai 21,56% dan 12,98%. Kemudian pupuk sebesar 12,33%.

Airlangga juga mengatakan persoalan memasok gas bukan persoalan mudah. Perlu ada upaya jangka panjang bila Indonesia mau membantu memenuhi pasokan gas Eropa.

Penggunaan Gas IndonesiaFoto: ESDM
Penggunaan Gas Indonesia

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Mulai Lirik LNG, Indonesia Bakal Diuntungkan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular