
Inflasi Sesuai Prediksi, Rupiah Libas Dolar AS Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali berhasil melibas dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan hari ini, Kamis (2/6). Penguatan indeks dolar AS di pasar spot, tidak menghentikan langkah Mata Uang Garuda untuk terus menguat. Apa pemicunya?
Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan terapresiasi 0,17% ke Rp 14.555/US$. Kemudian, rupiah kembali menajamkan penguatannya menjadi 0,31% ke Rp 14.535US$ hingga pukul 11:00 WIB.
Padahal, indeks dolar juga sedang menguat terhadap 6 mata uang dunia. Pada pukul 11:00 WIB, dolar AS berhasil menguat 0,06% ke level 102,56. Meski begitu, dolar AS tetap berada jauh dari rekor tertingginya pada pertengahan Mei lalu.
Namun, poling analis Reuters menunjukkan bahwa pelemahan si greenback hanya bersifat sementara. Sebanyak 28 analis dari total 44 analis, menilai kemunduran dolar AS hanya akan bertahan 3 bulan saja. Sebanyak 16 di antaranya memprediksikan akan mereda pada akhir Juni, 6 analis menilai akan bertahan 3 hingga 6 bulan, serta sisanya memprediksikan akan bertahan 6-12 bulan ke depan.
Kombinasi dolar AS sebagai aset lindung yang aman dan memberikan hasil dari suku bunga yang lebih tinggi tidak tertandingi. Faktor-faktor menyeluruh itu kemungkinan akan menjaga dolar dalam penawaran beli yang baik dalam waktu dekat.
"USD memberikan keamanan, hasil dan pertumbuhan, serta bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih tampak seperti elang yang menonjol" kata Jamie Fahy, ahli strategi alokasi aset dan makro global di Citi yang dikutip dari Reuters.
Sementara itu, ketua dan kepala eksekutif JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon memperingatkan akan datangnya badai bagi perekonomian AS dan mendesak The Fed untuk segera mengambil tindakan tegas untuk menghindari resesi.
"The Fed harus memenuhi ini sekarang dengan menaikkan suku bunga dan Quantitative Tightening (pengetatan kuantitatif). Dalam pandangan saya, mereka harus melakukan pengetatan kuantitatif. Mereka tidak punya pilihan karena ada begitu banyak likuiditas dalam sistem," kata Dimon.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini telah mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2022, yang hasilnya sesuai ekspektasi pasar, laju inflasi mengalami perlambatan secara bulanan.
Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan bahwa inflasi di bulan Mei berada di 0,4% dan menurun ketimbang bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang berada di 0,95%.
"Inflasi Mei, beberapa komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, dan ikan segar," kata Margo dalam konferensi pers.
Sementara inflasi tahunan Mei 2022 dibandingkan Mei 2021 (year-on-year/yoy) tercatat 3,55%. Sebagai informasi, inflasi tahunan pada bulan sebelumnya adalah 3,47%.
Rilis data ekonomi dari dalam negeri terbilang cukup baik karena inflasi secara bulanan menurun dan sesuai dengan prediksi pasar, meski inflasi secara tahunan tetap naik. Hal tersebut, tentunya mendorong penguatan dan stabilitas rupiah hari ini, sehingga wajar saja jika rupiah pun berhasil melibas si greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer