Di Eropa, Rupiah Cuma Kalah Sama Euro!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
20 April 2022 13:08
valas
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah menguat terhadap poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan Rabu (20/4/2022). Namun, Mata Uang Tanah Air terkoreksi terhadap euro.

Melansir Refinitiv, pukul 11:30 WIB, poundsterling terkoreksi terhadap rupiah 0,22% di Rp 18.629,77/GBP dan dolar franc swiss melemah terhadap Mata Uang Tanah Air sebesar 0,85% ke Rp 15.057,77/CHF.

Sementara itu, euro menguat terhadap rupiah sebanyak 0,19% di Rp 15.491/EUR.

International Monetary Fund (IMF) telah memprediksi adanya perlambatan ekonomi dunia dan ekonomi Inggris, serta menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Inggris.

IMF memangkas perkiraannya untuk PDB Inggris tahun ini menjadi 3,7% dari perkiraan pada Januari lalu sebesar 4,7%. Sedangkan, pada tahun berikutnya, tingkat pertumbuhan menjadi 1,2% dari 2,3%.

Pertumbuhan yang diproyeksikan untuk Inggris tahun depan lebih rendah daripada ekonomi negara maju lainnya.

"Konsumsi diproyeksikan menjadi lebih lemah dari yang diharapkan karena inflasi mengikis pendapatan, sementara kondisi keuangan yang lebih ketat diperkirakan akan mendinginkan investasi," tutur IMF yang dikutip dari Reuters.

Penguatan Mata Uang Garuda dibantu oleh rilis data ekonomi yang baik kemarin, di mana Bank Indonesia (BI) telah melaporkan neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret yang mengalami surplus, di mana nilai ekspor Maret senilai US$26,5 miliar dan nilai impor mencapai US$21,97 miliar.

Dengan begitu, neraca perdagangan di bulan Maret berhasil membukukan surplus senilai US$4,53 miliar. Surplus ini adalah yang ketiga terbesar sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Hanya kalah dari Oktober 2021 (US$ 5,74 miliar) dan Agustus 2021 (US$ 4,75 miliar).

Selain itu, BI juga mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga acuan yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Dengan demikian, suku bunga acuan tidak berubah selama 14 bulan terakhir. Suku bunga acuan 3,5% adalah yang terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.

Selain itu, Untuk 2022 BI memperkirakan transaksi berjalan (current account) kembali defisit di kisaran 0,5-1,3% dari PDB. Lebih landai ketimbang perkiraan sebelumnya yakni 1,1-1,9 PDB%.

Perubahan proyeksi tersebut menjadi kabar bagus, sebab transaksi berjalan merupakan faktor penting yang mempengaruhi pergerakan rupiah.

"Defisit transaksi berjalan diperkirakan rendah didukung oleh surplus neraca perdagangan sebesar US$ 9,3 miliar. Perkembangan ini didukung surplus neraca perdagangan non-migas sejalan dengan tingginya ekspor karena harga komoditas global, di tengah meningkatnya defisit neraca migas," papar Perry.

Namun, penguatan rupiah harus terhenti terhadap euro. Pukul 12:00 WIB, terpantau euro berhasil menguat 0,24% terhadap dolar AS. Wajar saja, jika penguatan euro menekan rupiah.

Investor di zona Eropa akan disibukkan dengan rilis data neraca perdagangan bulan Februari yang dijadwalkan akan dirilis hari ini. Disusul oleh rilis angka inflasi Maret yang akan dirilis pada Kamis (21/4) waktu Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Rupiah Berjaya Dua Hari Beruntun di Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular