
Pandu Sjahrir: Kejatuhan Kripto Mirip Krisis Moneter 1998

CNN Indonesia pernah mengulas keterkaitan antara George Soros dengan krisis 1998. Saat krisis moneter yang melanda Asia, tak terkecuali Indonesia, 20 tahun silam, George Soros dituding sebagai biang kerok. Nama investor kelahiran Hungaria tersebut pertama kali didengungkan oleh Mahathir Muhammad.
Mantan Perdana Menteri Malaysia itu menyebut perusahaan hedge fund Soros telah membuat nilai tukar sejumlah mata uang di Asia terombang-ambing.
"Saya mengatakan perdagangan mata uang itu hal yang tidak penting, tidak produktif, dan tidak bermoral," ucap Mahathir 20 tahun lalu.
Kebetulan, salah satu perusahaan hedge fund yang baru melakukan operasi dalam jumlah besar di Asia kala itu adalah Quantum Fund, yang notabene dikelola oleh Soros.
Hedge fund secara umum adalah pengelolaan investasi kolektif global bagi nasabah kelas atas. Pengelola investasi itu akan mendapatkan biaya imbal jasa atas investasi yang dikelolanya berbasiskan kinerja.
Mengutip Business Insider, perusahaan melakukan spekulasi dengan meminjam Thailand baht dalam jumlah besar.
Pada 1997, nilai mata uang baht masih disenilaikan (peg) dengan dolar AS, sehingga korporasi di negara gajah putih itu merasa aman berutang dengan denominasi dolar AS. Hanya saja, mata uang dolar AS semakin menguat di pertengahan pada 1990-an. Mau tak mau, menggerus transaksi berjalan dan Thailand tak sanggup lagi untuk melakukan peg atas dolar AS.
Soros mengendus bahwa devaluasi baht akan terjadi sangat parah. Dengan modal kurang dari US$1 miliar, ia pun berspekulasi atas baht. Dan, benar saja, tak berselang lama, kebijakan nilai tukar mata uang Thailand berubah dari skema mengambang tetap menjadi mengambang bebas.
Nilai baht terjun bebas 60 persen melawan dolar AS. Quantum Fund menorehkan cuan yang fantastis. Arus modal keluar melanda Thailand. Tak berselang lama, kondisi serupa menular ke beberapa negara Asia lainnya.
Inilah dalih awal yang menegaskan bahwa Soros harus bertanggung jawab atas kepanikan yang melanda Asia kala itu. Namun, alih-alih minta maaf, Soros malah membela diri.
"(Pernyataan Mahathir) tak sesuai, sehingga tak perlu perhatian lebih," ujarnya kala itu. Ia menambahkan, Bank Sentral Thailand lah yang tidak memilki pengetahuan cukup soal hedge fund.
(dhf)