Tambang Besar Segera Beroperasi, Harga Tembaga Terkoreksi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
25 May 2022 11:59
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Las Bambas, salah satu tambang terbesar di dunia, akan segera kembali beroperasi maksimal setelah ada kemajuan dialog dengan penduduk setempat yang memblokade tambang. Hal ini membuat harga tembaga terkoreksi jelang siang hari ini.

Pada Rabu (25/5/2022) pukul 11:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.470/ton, turun 0,15% dibandingkan harga penutupan kemarin.

"Kami bergerak maju memikirkan negara secara luas, demi kebaikan proyek pertambangan yang saat ini ditutup," Edison Vargas, pemimpin komunitas penduduk Fuerabamba mengatakan dikutip Reuters (25/5/2022).

Fuerabamba adalah daerah penduduk yang tergusur untuk pembangunan tambang Las Bambas, tambang tembaga milik China.

Fuerabamba, Huancuire dan empat komunitas lain di pinggiran Las Bambas berkumpul bersama dalam satu komunitas. Mereka menuduh tambang tidak menghormati semua komitmennya dengan masing-masing kelompok. Aksi mogok mereka membuat produksi ditangguhkan.

Produksi tambang yang ditangguhkan dapat membuat pasokan di pasar. Pasalnya, Las Bambas berkontribusi dalam memasok 2% tembaga di dunia dan 1% dari PDB Peru.

Peru adalah negara penghasil tembaga terbesar ketiga di dunia. Pada tahun 2021, produksi tembaga di Peru mencapai 30.000 ton atau sama dengan 10% produksi dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Menggila, Harga Tembaga Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular